Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Antisipasi Konten Manipulatif AI Jelang Pemilu, MPR: Perlu Satgas Khusus

Artificial intelligence (AI) bisa membuat konten palsu yang meniru atau mengatasnamakan tokoh politik tertentu dan ini akan banyak muncul saat Pemilu 2024
Ilustrasi kecerdasan buatan atau artificial intelligence AI
Ilustrasi kecerdasan buatan atau artificial intelligence AI

Bisnis.com, JAKARTA--Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) menyarankan aparat penegak hukum, Kementerian Komununikasi dan Informatika (Kominfo) dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk membuat satgas khusus pada Pemilu 2024 nanti.

Ketua MPR, Bambang Soesatyo menjelaskan satgas khusus itu harus segera dibentuk untuk mencegah dan menindak para pelaku penyebar hoaks yang menggunakan teknologi artificial intelligence (AI) melalui media sosial. 

Pasalnya, menurut pria yang akrab disapa Bamsoet tersebut konten manipulatif atau hoaks yang mengatasnamakan tokoh tertentu dan memanfaatkan teknologi AI diprediksi semakin marak menjelang Pilpres 2024 nanti.

“Untuk mengantisipasi hal ini, harus segera dibuat satgas khusus untuk memantau konten-konten yang beredar di media sosial atau website menjelang Pemilu 2024,” tuturnya di Jakarta, Jumat (12/5).

Menurut Bamsoet, aparat penegak hukum juga harus memberikan peringatan, bahkan sanksi tegas terhadap para pelaku penyebar hoaks yang menggunakan teknologi AI untuk merugikan pihak tertentu pada Pilpres 2024.

“Pemerintah harus mempertimbangkan membuat regulasi atau peraturan yang mengatur dan bertujuan mencegah terjadinya konten manipulatif dari teknologi AI ini,” katanya.

Selain itu, dia juga mengimbau Pemerintah untuk memberikan edukasi ke masyarakat agar tidak mudah percaya dengan sejumlah informasi yang beredar di media sosial, media massa maupun situs tertentu.

“Jadi masyarakat harus hati-hati dan bijak dalam setiap menerima informasi yang telah beredar bahkan viral di media sosial,” ujarnya.

Seperti diketahui, penggunaan teknologi AI dalam memanipulasi konten terjadi di AS. Saat itu ada video tentang Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang memanipulasi pernyataan Trump, seolah mendukung media sosial berbasis video buatan Rusia, RuTube.

Padahal, Trump tidak pernah membuat pernyataan semacam itu. Presiden AS yang kini menjabat, Joe Biden juga pernah menjadi sasaran konten manipulatif.

Ada pula video manipulasi Hillary Clinton membaca teks transfobia, Bill Gates menyebut vaksin Covid-19 menyebabkan AIDS, dan aktris Emma Watson membaca Manifesto Hitler.

Sementara di Indonesia beredar konten Presiden Jokowi menyanyikan lagu "Asmalibrasi" yang juga merupakan hasil manipulasi AI. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Wahyu Arifin
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper