Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemilih Kritis Dominan Dukung PDIP daripada Gerindra, Efek Ganjar?

Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyebut jika pemilih kritis masih dukung PDIP.
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (tengah) menyematkan peci kepada calon Presiden 2024 yang diajukan PDI Perjuangan Ganjar Pranowo (kanan) disaksikan Presiden Joko Widodo (kiri) di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat, Jumat (21/4/2023). PDI Perjuangan resmi menetapkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden 2024. ANTARA FOTO/Monang
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (tengah) menyematkan peci kepada calon Presiden 2024 yang diajukan PDI Perjuangan Ganjar Pranowo (kanan) disaksikan Presiden Joko Widodo (kiri) di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat, Jumat (21/4/2023). PDI Perjuangan resmi menetapkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden 2024. ANTARA FOTO/Monang

Bisnis.com, JAKARTA - Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyebut Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masih mendapatkan dukungan yang signifikan dari kelompok pemilih kritis untuk Pemilu 2024.

Direktur Riset SMRC, Deni Irvani mengatakan bahwa PDIP mendapat dukungan terbesar di kelompok pemilih kritis dengan perolehan 16,1 persen.

“PDIP disusul oleh Gerindra 11,7 persen, Golkar 8,7 persen, PKB 6,1 persen, Demokrat 5,1 persen, Nasdem 4,9 persen, PKS 4,4 persen,” ujar Deni dalam keteranganya, Selasa (25/4/2023).

Lalu, untuk partai lainnya, Deni mengatakan bahwa mereka mendapatkan perolehan bawah 4 persen. Deni juga menyebut bahwa masih terdapat 31,2 persen warga belum menentukan pilihan. 

Kemudian, Deni menunjukkan bahwa dalam tiga tahun terakhir (April 2020-April 2023), dukungan pemilih kritis pada PDIP menurun dari 23,1 persen menjadi 16,1 persen. 

Sebaliknya, Golkar cenderung menguat dari 5,1 persen menjadi 8,7 persen pada periode yang sama. Akan tetapi, proporsi dukungan pada partai tidak banyak berubah dibanding hasil Pemilu 2019. 

“Dalam survei ini, partai-partai politik masih punya peluang untuk meningkatkan suara karena masih ada 31,2 persen pemilih kritis yang belum menentukan pilihan,” ucapnya.

Deni menggarisbawahi bahwa pemilih kritis adalah kelompok pemilih yang penting. Mereka pada umumnya, menurut Deni, tidak mudah goyah dan dipengaruhi, sebaliknya malah potensial memengaruhi kelompok pemilih lain. 

Untuk diketahui, hasil perolehan ini berdasarkan survei SMRC bertajuk ”Tren Elektabilitas Partai Politik di Kelompok Pemilih Kritis” yang dilakukan 18-19 April 2023.

Target populasi survei ini adalah warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon/cellphone, sekitar 80% dari total populasi nasional.

“Sebanyak 831 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening. Margin of error survei diperkirakan ±3,5% pada tingkat kepercayaan 95%, asumsi simple random sampling,” kata Deni

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper