Bisnis.com, JAKARTA – Pejabat pemerintah Brasil menggunakan kunjungan pertama Presiden Luiz Inacio Lula da Silva ke Eropa sejak terpilih untuk meningkatkan kesadaran dan melawan diskriminasi rasial yang dihadapi oleh komunitas Brasil di Portugal dan di tempat lain.
Menteri kesetaraan ras Brasil Anielle Franco, salah satu pejabat yang melakukan perjalanan bersama Presiden Luiz Inacio Lula da Silva, membawa misi diskusi terkait rasisme ke meja perundingan.
"Kami tidak akan dapat menyelesaikan masalah 523 tahun hanya dalam satu kunjungan, tetapi saya harap kami dapat bergerak maju karena itulah mengapa kami ada di sini," kata Franco kepada wartawan pada hari Minggu (23/4/2023).
Dilansir dari Reuters pada Senin (24/4/2023), Franco merupakan saudara perempuan Marielle Franco, yaitu seorang anggota dari dewan kulit hitam di Rio de Jainero yang memperjuangkan keadilan atas rasial yang kemudian ditembak mati pada 2018.
Ketika terpilih, Lula mengatakan bahwa dia bertujuan untuk memerangi rasisme dan warisan dari perbudakan Brasil.
Sebelumnya, kelompok hak asasi manusia terkemuka Eropa telah mengatakan pada Portugal bahwa mereka harus menghadapi masa lalu kolonialnya dan perannya dalam perdagangan budak transatlantik untuk membantu memerangi rasisme dan diskriminasi di negara tersebut.
Baca Juga
"Mari membangun masa depan tanpa melupakan hutang masa lalu. Mari membangun masa depan di mana kerja sama saling menguntungkan antar negara untuk mencari keadilan dan reparasi,” tulis Franco di Instagram
Dalam surat yang ditujukan kepada Lula pada Minggu (23/4/2023), asosiasi migran Casa do Brasil yang berbasis di Lisbon mengutarakan kasus diskriminasi pada warga Brazil di Portugal sedang mengalami peningkatan.
Frnco bertemu dengan menteri urusan parlemen Portugal Ana Catarina Mendes pada hari Sabtu (22/4/2023), guna membahas kebijakan yang dapat diberlakukan untuk mengatasi ketidakadilan rasial yang terjadi.