Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sejarah Mudik di Indonesia: Berasal dari Bahasa Melayu, Berkembang Pesat pada Orde Baru

Menyambut lebaran Idulfitri, masyarakat Indonesia disibukkan dengan tradisi mudik atau pulang ke kampung halaman.
Pemudik sepeda motor tampak memadati Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali Senin (3/6/2019)/Tim Jelajah Lebaran Jawa-Bali 2019
Pemudik sepeda motor tampak memadati Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali Senin (3/6/2019)/Tim Jelajah Lebaran Jawa-Bali 2019

Bisnis.com, SOLO - Menyambut lebaran Idulfitri, masyarakat Indonesia disibukkan dengan tradisi mudik atau pulang ke kampung halaman.

Mudik menjadi istilah yang umum dipakai untuk menggambarkan kegiatan seseorang pulang ke kampung halaman.

Tradisi ini dipakai untuk merayakan momen lebaran Idulfitri di tanah kelahirannya.

Dilansir dari laman ugm.ac.id, istilah mudik berasal dari kata udik. Diambil dari bahasa Melayu, udik artinya hulu atau ujung.

Sebab, masyarakat Melayu yang tinggal di hulu sungai pada masa lampau sering bepergian ke hilir sungai menggunakan perahu atau biduk.

Setelah selesai urusannya, maka kembali pulang ke hulu pada sore harinya.

"Berasal dari bahasa Melayu, udik. Konteksnya pergi ke muara dan kemudian pulang kampung. Saat orang mulai merantau karena ada pertumbuhan di kota, kata mudik mulai dikenal dan dipertahankan hingga sekarang saat mereka kembali ke kampungnya," kata Antropolog UGM, Prof Heddy Shri Ahimsa-Putra.

Menurut Heddy, istilah mudik makin dikenal luas pada era tahun 1970-an. Salah satu penyebabnya karena pada masa Orde Baru pembangunan terpusat di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan Medan.

Hal itu menyebabkan orang melakukan urbanisasi alias pindah dari desa ke kota untuk menetap dan mencari pekerjaan.

Heddy menuturkan, mereka yang bekerja dan hidup di kota lama terlepas dari kerabatnya di desa. Padahal selama di desa mereka bisa dekat dengan kerabat.

"Kangen pasti. Menunggu libur yang agak panjang agar bisa kumpul sangat ditunggu. Karena kita di Indonesia masyarakat muslim yang paling banyak maka lebaran Idulfitri jadi pilihan. Berbeda di Amerika dan Eropa, warganya banyak pulang kampung saat perayaan Thanksgiving atau perayaan Natal. Sementara di kita ya Idulfitri," ucap dia.

Akan tetapi mudik, lanjut Heddy, bagi sebagian orang bukan semata-mata untuk ajang kumpul keluarga.

Namun, juga menjadi ajang bagi sebagian orang untuk pamer atas keberhasilan mereka di tanah perantauan.

"Motivasi lain karena ingin menunjukkan ia sudah berhasil secara ekonomi," ucap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper