Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menlu Arab Saudi dan Iran akan Bahas Kesepakatan Bilateral

Menlu Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan dan Menlu Iran Hossein Amir-Abdollahian akan bertemu di pada bulan Ramadan.
Menteri Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud menghadiri pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di tengah serangan Rusia terhadap Ukraina di Kyiv, Ukraina 26 Februari 2023./Reuters
Menteri Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud menghadiri pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di tengah serangan Rusia terhadap Ukraina di Kyiv, Ukraina 26 Februari 2023./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Diplomat tinggi Arab Saudi dan Iran telah sepakat bertemu sebelum akhir bulan Ramadan untuk mengimplementasikan kesepakatan bilateral yang ditengahi oleh China.

Kantor pers resmi Saudi (SPA) melaporkan bahwa Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan dan rekannya dari Iran Hossein Amir-Abdollahian membuat keputusan itu setelah melakukan panggilan telepon antara keduanya dalam waktu kurang dari sepekan. 

“Selama panggilan telepon, sejumlah masalah umum dibahas sehubungan dengan perjanjian tripartit yang ditandatangani di Republik Rakyat Tiongkok,” kata SPA, seperti dilansir dari Aljazeera, pada Senin (27/3/2023). 

Pihaknya mengatakan bahwa kedua menteri itu juga telah sepakat mengadakan pertemuan bilateral saat bulan Ramadan. 

“Kedua menteri juga sepakat untuk mengadakan pertemuan bilateral di antara mereka selama bulan Ramadhan yang sedang berlangsung,” lanjutnya.

Laporan itu tidak memberi informasi terkait tanggal atau lokasi pasti pertemuan keduanya. Namun, Ramadan dimulai pada pekan lalu dan berakhir pada pekan ketiga bulan April 2023.

Para pejabat Saudi mengatakan pertemuan itu merupakan langkah selanjutnya dalam memulihkan hubungan kedua negara setelah terputus selama 7 tahun. 

Ibu Kota Saudi, Riyadh memutuskan hubungan setelah pengunjuk rasa Iran menyerang misi diplomatik Saudi pada tahun 2016 setelah eksekusi Saudi terhadap pemimpin muslim Syiah Nimr al-Nimr. 

Sementara itu, kesepakatan tersebut diperkirakan akan membuat Iran yang mayoritas Syiah dan sebagian besar Muslim Sunni Arab Saudi membuka kembali kedutaan dan misi mereka dalam waktu 2 bulan, serta menerapkan kesepakatan kerja sama keamanan dan ekonomi yang ditandatangani lebih dari 20 tahun lalu.

Pada 19 Maret lalu, seorang pejabat Iran mengatakan bahwa Presiden Iran Ebrahim Raisi dengan senang hati menerima undangan untuk mengunjungi Arab Saudi Raja Salman, meskipun Riyadh belum mengonfirmasi.

Amir-Abdollahian mengatakan pada hari yang sama, bahwa kedua negara telah sepakat untuk mengadakan pertemuan antara diplomat tinggi dan 3 lokasi telah disarankan tanpa disebutkan lebih rinci. 

Berkurangnya ketegangan antara Arab Saudi, pengekspor minyak mentah terbesar di dunia, dengan Iran yang sangat berselisih dengan pemerintah Barat atas kegiatan nuklirnya, memiliki potensi untuk membentuk kembali hubungan di seluruh wilayah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper