Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa negara-negara Barat sengaja mengumumkan rencana untuk mengirim amunisi, termasuk uranium ke Ukraina selama kunjungan Presiden China Xi Jinping ke Rusia.
Putin menyampaikan bahwa pada hari yang sama dirinya mengetahui tentang pasokan 1 juta peluru dari Barat ke Ukraina. Dia menyatakannya di saluran berita Rossiya-24, pada Sabtu (25/3/2023).
"Pada hari yang sama Presiden Xi Jinping memberi tahu saya, menunjukkan kepada saya dan memperdebatkan aspek positif dari rencana China untuk solusi damai di Ukraina, pada hari yang sama kami mengetahui tentang pasokan 1 juta peluru ke Ukraina oleh negara-negara Barat, oleh penghasut konflik ini," kata Putin.
Lalu dia mengatakan bahwa di keesokan harinya sebelum pertemuan dengan pers, Putin dan Xi mengetahui bahwa Inggris berencana mengirim amunisi uranium ke Ukraina.
"Keesokan harinya, tepat sebelum pertemuan dengan pers, kami mengetahui tentang berita bahwa Inggris berencana untuk mengirim amunisi uranium," lanjutnya, seperti dilansir dari TASS, Minggu (26/3/2023).
Menurutnya, Barat telah sengaja melakukannya untuk menggagalkan pembicaraan antara dirinya dengan Xi Jinping.
Baca Juga
"Tampaknya orang Barat melakukannya dengan sengaja untuk menggagalkan pembicaraan kita atau untuk mempengaruhi mereka, saya bahkan tidak tahu kenapa, tapi kesannya mereka melakukannya dengan sengaja," tambahnya.
Putin menekankan bahwa pembicaraan dengan Pemimpin China itu membahas tentang hubungan bilateral, dan bidang ekonomi yang menjadi fokus perhatian.
"China dan Rusia saling melengkapi secara alami, maksud saya laju ekonomi China yang tinggi dan kebutuhan akan sumber daya energi. Tentu saja, China yang terpenting, membutuhkan stabilitas pasokan semacam itu dan, tentu saja, Rusia dapat memastikan stabilitas tersebut," ujarnya.
Selain itu, Putin menambahkan bahwa penggunaan mata uang nasional tidak hanya untuk penyelesaian bersama, tetapi juga untuk penyelesaian dengan negara ketiga yang juga disinggung dalam pembicaraan dengan mitranya dari China.
"Jika kita menggunakan yuan saat menjual sumber daya energi, dan ke negara ketiga, ini akan menjadi langkah yang sangat serius," kata pemimpin Rusia itu.
Sementara itu, Putin menekankan bahwa dalam pembicaraan itu dirinya tidak akan terburu-buru, dan banyak membicarakan hal itu dengan Xi dalam pertemuan.
"Kami tidak akan terburu-buru dalam hal ini, tapi kami pasti banyak membicarakannya dengan teman China kami," lanjutnya.