Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hacker Rusia Siapkan Serangan Cyber Terbaru terhadap Ukraina

Analis Microsoft mengungkapkan para hacker Rusia sedang mempersiapkan gelombang serangan cyber terbaru terhadap Ukraina
Ilustrasi hacker
Ilustrasi hacker

Bisnis.com, JAKARTA - Para hacker Rusia sedang mempersiapkan gelombang serangan cyber terbaru terhadap Ukraina, termasuk ancaman ransomware terhadap organisasi-organisasi yang melayani jalur suplai ke negara lawan tersebut.

Laporan tersebut ditulis oleh tim riset dan analisis keamanan Microsoft dengan menguraikan serangkaian penemuan baru tentang bagaimana peretas Rusia beroperasi selama konflik Ukraina dan bagaimana tindak lanjutnya.

Dilansir dari Reuters pada Kamis (16/3/2023), Microsoft telah mengamati aktivitas ancaman siber Rusia sejak awal 2023 yang menyesuaikan diri untuk meningkatkan kapasitas pengumpulan intelijen dan destruktif terhadap aset sipil dan militer Ukraina dan mitranya.

Melalui riset tersebut, pihak Microsoft menemukan terdapat satu kelompok yang tampak sedang mempersiapkan kampanye destruktif yang diperbarui.

Temuan-temuan ini muncul ketika Rusia mengirimkan pasukan baru ke medan perang di Ukraina timur bersamaan dengan Menteri Pertahanan (Menhan) Ukraina Oleksiy Reznikov memperingatkan bahwa Rusia bisa mempercepat kegiatan militernya di sekitar peringatan satu tahun invasinya.

"Menggabungkan serangan kinetik dengan mengganggu kemampuan pertahanan untuk mengoordinasikan teknologi yang bergantung pada siber bukanlah pendekatan strategis yang baru," kata direktur asosiasi Atlantic Council's Cyber Statecraft Initiative Emma Schroeder.

Microsoft menemukan bahwa tim hacker Rusia menguji kemampuan gaya ransomware tambahan yang dapat digunakan dalam serangan yang merusak pada organisasi di luar Ukraina yang melayani fungsi-fungsi utama dalam jalur pasokan Ukraina.

Serangan ransomware biasanya melibatkan peretas yang menembus sebuah organisasi, mengenkripsi data dan memeras untuk mendapatkan kembali akses. Sebelumnya, ransomware juga telah digunakan sebagai kedok untuk aktivitas dunia maya yang lebih berbahaya, termasuk apa yang disebut wiper yang hanya menghancurkan data.

Adapun, pada awal 2022, Microsoft melaporkan telah menemukan setidaknya sembilan wiper yang berbeda dan dua jenis varian ransomware yang digunakan terhadap lebih dari 100 organisasi Ukraina.

Perkembangan ini telah dipasangkan dengan pertumbuhan operasi siber Rusia yang lebih tersembunyi yang dirancang untuk secara langsung membahayakan organisasi di negara-negara yang bersekutu dengan Ukraina.

"Di negara-negara di seluruh Amerika dan Eropa, terutama negara-negara tetangga Ukraina, para pelaku ancaman Rusia telah mencari akses ke organisasi-organisasi pemerintah dan komersial yang terlibat dalam upaya mendukung Ukraina," kata manajer umum Pusat Analisis Ancaman Digital Microsoft, Clint Watts.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper