Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Depo BBM Plumpang Dipindahkan Erick Thohir, Politisi PKB: Tidak masuk Akal!

Anggota Komisi VII DPR RI Syaikhul Islam tidak setuju jika pemerintah memindahkan Depo Pertamina Plumpang karena membutuhkan waktu dan biaya tidak sedikit.
Aktifitas pengisian truk tangki untuk distribusi bahan bakar minyak (BBM) di Depo BBM Pertamina di Plumpang, Jakarta, Senin (4/5/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Aktifitas pengisian truk tangki untuk distribusi bahan bakar minyak (BBM) di Depo BBM Pertamina di Plumpang, Jakarta, Senin (4/5/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR RI Syaikhul Islam secara tegas mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap rencana pemindahan Depo Pertamina PlumKoranpang. Alasannya, hal tersebut sangat tidak realistis dan membutuhkan waktu serta biaya yang tidak sedikit.

“Relokasi Depo Pertamina Plumpang sangat tidak realistis, membutuhkan waktu dan biaya yang besar bahkan terkesan lebih kental nuansa politiknya,” ujar Syaikul, Kamis (9/3/2023). 

Hal tersebut diungkapkan Politisi Fraksi PKB ini menyusul rencana pemerintah melalui Kementerian BUMN dan PT Pertamina (Persero) yang akan melakukan relokasi terhadap Depo Pertamina Plumpang, pasca kebakaran.

Dia berharap pemerintah mengambil langkah yang tepat dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, salah satunya dengan terus meningkatkan pengelolaan manajemen resiko di dalam Pertamina. 

Menurutnya, pemindahan depo tidak menjamin tidak terulangnya insiden serupa, apabila Pertamina tidak meningkatkan SOP (standard operational procedure) dalam manajemen resiko di setiap proses maupun tahapan kerja.

Kebakaran yang menewaskan belasan orang meninggal dunia dan puluhan orang luka-luka yang tinggal berbatasan langsung dengan Depo Pertamina Plumpang ini menyisakan banyak misteri. Musibah ini adalah kali pertama sejak beroperasinya Depo Pertamina Plumpang pada tahun 1974.

Pertamina sejatinya belajar dari kecelakaan kerja yang terjadi sebelumnya. Sebagai contoh, ledakan kilang yang terjadi di RU VI Pertamina Balongan pada 29 Maret 2021 lalu telah menewaskan 4 orang warga yang sedang melintas. Hal tersebut karena minimnya zona penyangga dan berbatasan langsung dengan jalan umum.

“Saat ini, membuat zona penyangga [buffer zone] di lokasi Depo Pertamina Plumpang merupakan opsi yang paling kongkret yang bisa dilakukan dan juga membebaskan lahan masyarakat sampai jarak aman,” katanya. 

Senada, Pakar Energi, Yusri Usman pun menilai pemindahan Depo Pertamina Plumpang itu disefisiensi. Menurut analisanya, rencana tersebut akan memakan biaya sampai US$300 juta atau setara dengan Rp4,5 triliun. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper