Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Respons Renstra MEF 2024, Jokowi: Disesuaikan dengan Anggaran

Jokowi merespons target pencapaian Kekuatan Pokok Minimum atau Minimum Essential Forces (MEF) 70 persen pada akhir 2024.
Respons Renstra MEF 2024, Jokowi: Disesuaikan dengan Anggaran / Setpres - Agus Suparto
Respons Renstra MEF 2024, Jokowi: Disesuaikan dengan Anggaran / Setpres - Agus Suparto

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) merespons target pencapaian Kekuatan Pokok Minimum atau Minimum Essential Forces (MEF) 70 persen pada akhir 2024.

Kepala Negara menyampaikan bahwa dalam 2-3 tahun terakhir, anggaran pemerintah harus memilih fokus pada krisis dunia seperti ancaman pandemi Covid-19 untuk melindungi masyarakat. Meskipun begitu, perencanaan Strategis (Renstra) 2024 di bidang pertahanan akan dilakukan menyesuaikan dengan anggaran yang dimiliki.

“Ya, semuanya disesuaikan dengan anggaran yang kita miliki. Namun, memang kita ingin berusaha agar terpenuhi,” ujarnya usai menyerahkan pesawat Super Hercules C-130J ke Kementerian Pertahanan (Kemenhan) di Lanud Halim Perdanakusuma pada Rabu (8/3/2023).

Untuk diketahui, saat ini, MEF telah memasuki tahap III periode 2019-2024 yang ditargetkan mencapai 70 persen pada akhir 2024. Pemenuhan MEF tahap III berangkat dari pencapaian MEF tahap II periode 2014-2019 yang mencapai sekitar 62 persen dari target sebesar 74,62 persen.

Meski begitu, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menilai bahwa upaya yang dilakukan oleh Jokowi selama ini menunjukkan kesungguhan bentuk komitmen terhadap pertahanan Indonesia.

Menurutnya, dukungan pemerintahan era Jokowi terhadap sektor pertahanan merupakan yang terbesar dalam sejarah.

“Dukungan pemerintahan Pak Joko Widodo saya lihat dalam sejarah untuk pertahanan itu terbesar. Namun kami [pemerintah], beliau punya prioritas, kami kemarin mengalami Covid-19 yang sangat berbahaya, jadi prioritas beliau, kami utamakan keselamatan rakyat,” imbuhnya.

Sekadar informasi, satu dari lima unit pesawat C-130J-30 Super Hercules, yang dipesan Kementerian Pertahanan dari Amerika Serikat sejak Juli 2021, akhirnya tiba di Pangkalan TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (6/3/2023).

Kehadiran Super Hercules diyakini bakal memperkuat mobilisasi personel militer dan logistik sekaligus mengejar target kekuatan pokok minimum militer.

Prabowo pun menjelaskan terkait dengan transfer teknologi (Transfer of Technology) dari pesawat Super Hercules tersebut dipastikan bahwa untuk kebutuhan maintenance, repair, overhaul (MRO) sudah bisa dilakukan di Indonesia.

“MRO, maintenance, repair overhaul, akan di Indonesia dilaksanakan sebagaimana pesawat yang kedua ini sudah dilaksanakan di Indonesia semuanya. Ini termasuk overhaul berat, pergantian server wing box ini sangat sulit, pertama kali kita lakukan di Indonesia,” ujar Prabowo.

Jokowi pun turut menambahkan bahwa semua kebutuhan transfer teknologi akan dilakukan oleh PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI).

“Semua dilakukan oleh GMF Garuda,” tambah Jokowi.

Untuk diketahui, kedatangan pesawat C-130J-30 Super Hercules A-1339 disambut dengan tradisi water salute oleh empat truk pemadam kebakaran TNI AU dari kanan dan kiri landasan (taxiway).

Dari spesifikasi, pesawat C-130J-30 Super Hercules memiliki kokpit yang lebih canggih dan sistem avionik–penerbangan–digital yang terintegrasi penuh dibandingkan dengan pesawat Hercules seri sebelumnya.

Melansir situs resmi Angkatan Udara AS, pesawat ini mampu membawa kargo hingga 20 ton. Jumlah itu setara dengan 8 palet atau 97 tandu, 128 pasukan tempur, serta 92 pasukan terjun payung. Selain itu, pesawat memiliki fitur peningkatan perlindungan bahan bakar dan sistem penanganan kargo.

Pesawat C-130J-30 Super Hercules dioperasikan dengan empat mesin Turboprop Rolls-Royce AE 2100D3 yang berkekuatan 4.700 tenaga kuda.

Selain itu, kapal terbang tersebut berdesain dengan panjang 34,69 meter, tinggi 11,9 meter, dan lebar sayap 39,7 meter. Dari sisi kecepatan, kendaraan udara ini mampu mencapai Mach 0,58 atau 710,52 kilometer per jam pada ketinggian 6,7 kilometer, di mana untuk penerbangnya hanya membutuhkan dua pilot dan satu loadmaster–peran navigator dilebur dengan loadmaster.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper