Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Turki melaporkan sebanyak 23.726 orang terkonfirmasi tewas akibat gempa yang mengguncang Turki dan Suriah pada Senin (6/2/2023).
Jumlah tersebut bahkan telah melampaui korban tewas dalam gempa yang mengguncang Turki pada 1999 yang menyebabkan kematian atas 17.000 warga.
Gempa berkekuatan magnitudo 7,8 itu menempati urutan ketujuh sebagai bencana alam paling mematikan abad ini.
Melansir dari CNN, Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca mengatakan, jumlah korban tewas di Turki melonjak hingga 20.213 pada Jumat (10/2/2023), dengan 80.052 lainnya dilaporkan luka-luka.
Sedangkan, total korban tewas di Suriah mencapai 3.384 orang, jumlah tersebut terdiri atas 2.166 korban yang ditemukan di wilayah yang kini masih dikuasai oleh pemberontak di barat laut dan 1.347 kasus kematian di bagian yang dikuasai oleh pemerintah.
Jumlah korban tewas yang terus bertambah membuat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dikritik kritik atas catatan konstruksi yang buruk di negara pimpinannya itu, serta penanganan awal pemerintah atas bencana gempa berkekuatan magnitudo 7,8 itu.
Baca Juga
Para ahli juga menyalahkan keputusan pemerintahan Erdogan yang menunda pengiriman derek serta alat berat lainnya untuk mengangkat lempengan beton di wilayah terdampak gempa.
Menurut mereka, langkah tersebut justru menjadi penyebab dari melonjaknya kasus kematian akibat gempa yang mengguncang Turki dan Suriah pada awal minggu ini.
Mereka memperkirakan masih banyak korban yang hingga kini masih terkubur di bawah reruntuhan.
Adapun, tim penyelamat mengalami kesulitan untuk mengirimkan bantuan di tengah kondisi musim dingin yang terjadi di 10 provinsi terdampak.
Meskipun dirinya telah menyampaikan bahwa berbagai bantuan kini telah dikerahkan, publik menilai Erdogan dan jajarannya gagal dalam menegakkan aturan kualitas bangunan yang berkontribusi terhadap peningkatan jumlah korban jiwa.