Bisnis.com, JAKARTA - Seorang pejabat senior pemerintah dan diplomat mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) mengadakan pengarahan di Washington dan Beijing dengan diplomat asing dari 40 negara tentang balon udara China.
Wakil Menteri Luar Negeri AS, Wendy Sherman memberi pengarahan kepada hampir 150 diplomat asing di 40 kedutaan, pada Senin (6/2/2023).
Sementara itu, di Beijing kedutaan AS mengumpulkan diplomat asing pada Senin (6/2/2023) dan Selasa (7/2/2023) untuk mempresentasikan temuan AS tentang balon tersebut.
"Kami ingin memastikan bahwa kami berbagi sebanyak mungkin dengan negara-negara di seluruh dunia yang mungkin juga rentan terhadap jenis operasi ini," kata pejabat senior itu, seperti dilansir dari Reuters (8/2/2023).
Pengarahan Sherman pertama kali dilaporkan oleh Washington Post, yang juga mengutip para pejabat AS, dan mengatakan balon udara itu sebagai upaya pengawasan militer ekstensif yang berpusat di Pulau Hainan China di Laut China Selatan.
Sementara, para analis belum mengetahui ukuran balon udara China itu, para pejabat AS berbicara tentang misi sejak 2018 di 5 benua, dengan beberapa di antaranya menargetkan Jepang, India, Vietnam, Taiwan, dan Filipina.
Baca Juga
Belum lama ini, peneliti militer China menyatakan di makalah yang tersedia untuk umum, bahwa balon dan kapal udara harus dikembangkan lebih lanjut dan digunakan di berbagai misi.
Melansir dari Washington Post, operasi militer itu melibatkan teknologi dari perusahaan swasta China yang merupakan bagian dari aparatus fusi militer-sipil China.
Munculnya balon China di atas AS pekan lalu menyebabkan kemarahan politik di Washington dan mendorong Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menunda perjalanan ke Beijing yang diharapkan kedua negara akan memperbaiki hubungan.
Jet tempur Angkatan Udara AS menembak balon udara di lepas pantai Carolina Selatan, pada Sabtu (4/2/2023) sepekan setelah pertama kali memasuki wilayah udara AS.
China mengatakan itu adalah balon cuaca yang terbang ke wilayah udara AS dan merupakan insiden yang tidak terduga dan mengutuk penembakan dan menuduh AS bereaksi berlebihan.