Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perusahaan Pertahanan Jerman: Kami Bisa Kirim 139 Tank Leopard ke Ukraina

Perusahaan pertahanan Jerman, Rheinmetall, mengatakan pihaknya dapat mengirim sebanyak 139 tank Leopard ke Ukraina.
Jerman mengirimkan tank Leopard pertamanya ke Slovakia sebagai bagian dari kesepakatan setelah Slovakia menyumbangkan kendaraan tempur ke Ukraina, di Bratislava, Slovakia, 19 Desember 2022. REUTERS/Radovan Stoklasa/File Foto
Jerman mengirimkan tank Leopard pertamanya ke Slovakia sebagai bagian dari kesepakatan setelah Slovakia menyumbangkan kendaraan tempur ke Ukraina, di Bratislava, Slovakia, 19 Desember 2022. REUTERS/Radovan Stoklasa/File Foto

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pertahanan Jerman, Rheinmetall, mengatakan pada Selasa (24/1/2023) bahwa pihaknya mungkin akan mengirim sebanyak 139 tank Leopard ke Ukraina.

Pejabat perusahaan setempat mengatakan bahwa sebanyak 22 tank tipe Leopard 2A4 dapat dipersiapkan untuk dikirim ke Ukraina.

“Kami memiliki 22 tank (pertempuran) tipe Leopard 2A4 yang dapat kami siapkan dan persiapkan untuk dikirim ke Ukraina,” kata seorang pejabat perusahaan.

Menurutnya, perbaikan mesin-mesin itu akan memakan waktu sampai setahun, sehingga pasokan tank ke Ukraina bisa dilakukan pada akhir 2023 hingga awal 2024.

Selain itu, dia mengatakan bahwa masih ada 29 tank tempur Leopard 2A4 lainnya yang akan siap dikirim paling cepat ke Ukraina pada April-Mei ini.

“Kami juga bisa menyediakan 88 tank (pertempuran) Leopard 1,” lanjutnya, seperti dilansir dari TASS, Selasa (24/1/2023).

Sementara itu, Jerman sebelumnya berada di bawah tekanan untuk menyediakan dan mengirim tank Leopard 2 ke Ukraina.

Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius mengatakan bahwa negaranya belum mengambil keputusan akan hal itu.

“Kami masih belum dapat mengatakan kapan keputusan akan diambil, dan keputusan apa yang akan diambil, terkait dengan tank Leopard," katanya.

Amerika Serikat (AS) dan sekutunya gagal menyetujui untuk memasok tank tempur Jerman, Leopard 2 yang didambakan Ukraina, pada pertemuan yang dihadiri oleh 50 negara.

Sedangkan, keputusan belum juga diambil, karena Rusia terus mengeluarkan ancaman bahwa konflik dapat meningkat di Eropa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper