Bisnis.com, JAKARTA - Para ahli mengatakan bahwa selama 5 pekan, hampir 60.000 kematian karena Covid-19 yang dilaporkan di China, dan angka itu mungkin hanya sedikit dari jumlah sebenarnya, yakni ratusan ribu kematian.
China yang melonggarkan kebijakan nol-Covid pada awal Desember 2022, mengakibatkan lonjakan infeksi Omicron dan menyebabkan 59.938 kematian terkait Virus Corona di rumah sakit hingga 12 Januari 2023.
Komisi Kesehatan Nasional China mengungkap pada akhir pekan ini, masih dibutuhkan lebih banyak data lain, selain 60.000 korban kematian Covid-19 China tersebut.
Para ahli mengatakan bahwa data itu masih sebagian kecil, mengingat skala wabah yang sangat besar dan tingkat kematian terlihat pada puncak gelombang Omicron di negara lain yang awalnya menerapkan strategi nol-Covid.
Ketua Departemen Epidemiologi di Fielding School of Public Health di University of California, Los Angeles, Zuo-Feng Zhang mengatakan bahwa jumlah kematian yang dilaporkan hanya puncak gunung es saja.
“Jumlah kematian akibat Covid-19 yang dilaporkan ini mungkin hanya puncak gunung es,” kata Zuo-Feng Zhang, seperti dilansir dari Bloomberg, Senin (16/1/2023).
Dia mengatakan bahwa data itu hanya sebagian kecil dari total kematian akibat Covid-19 di China.