Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bukan Lawan Ukraina, Rusia Hadapi Konglomerat Industri Militer NATO

Kemlu Rusia mengatakan bahwa Rusia tidak melawan Ukraina, tetapi berupaya melawan konglomerat industri militer NATO-Ukraina.
Tim penyelamat berada di lokasi pusat perbelanjaan yang terkena serangan rudal Rusia di Kremenchuk, di wilayah Poltava, Ukraina, Senin (27/6/2022). Reuters/Anna Voitenko
Tim penyelamat berada di lokasi pusat perbelanjaan yang terkena serangan rudal Rusia di Kremenchuk, di wilayah Poltava, Ukraina, Senin (27/6/2022). Reuters/Anna Voitenko

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Departemen CIS Kedua Kementerian Luar Negeri Rusia, Alexey Polishchuk mengatakan bahwa pada dasarnya Rusia tidak berurusan dengan Kyiv, karena merupakan senjata Barat, terutama Amerika Serikat.

"Tidak mudah untuk berbicara tentang kemungkinan penyelesaian masalah kerusakan sekarang. Nyatanya, kami tidak berurusan dengan Kyiv. Itu adalah senjata di tangan Barat, terutama AS," katanya.

Dia mengatakan bahwa Rusia kini justru sedang berupaya melawan konglomerat industri militer NATO-Ukraina, seperti dilansir dari TASS, Jumat (13/1/2023).

"Secara praktis Rusia berdiri bukan melawan Ukraina, tetapi melawan konglomerat industri militer NATO-Ukraina, di mana Ukraina melayani fungsi instrumen untuk perjuangan militer melawan Rusia," lanjutnya.

Sementara itu, Polishchuk menjelaskan bahwa negara-negara lain memiliki peran di belakang, seperti senjata, dan lainnya. "Sedangkan aliansi negara-negara memiliki peran belakang, pemasok senjata, intelijen produk, dan target penugasan," tulisnya.

Menurutnya, tidak ada kekurangan tawaran mediasi sebagai upaya penyelesaian krisis Ukraina, dengan jumlah yang sudah mencapai sekitar 20. 

“Sayangnya, tidak semuanya tulus dan layak dipercaya,” kata Polishchuk, seperti dilansir dari TASS, Jumat (13/1/2023).

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa ini semua berkaitan dengan negara-negara yang telah memberikan sanksi ke Rusia dan memasok senjata ke Ukraina.

"Pertama-tama, ini menyangkut negara-negara yang telah memberlakukan sanksi ilegal terhadap Rusia dan memasok senjata ke Ukraina, sehingga mengubahnya menjadi pihak yang berkonflik. bekerja dengan ambisi mediasi mereka," tulisnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper