Bisnis.com, JAKARTA - Mengikuti Amerika Serikat (AS), Inggris mengatakan akan berhenti menggunakan peralatan pengawasan milik perusahan China.
Dilansir dari Bloomberg, Senin (28/11/2022) salah satu menteri Inggris, Oliver Dowden mengatakan pemerintah Inggris tidak akan lagi memakai peralatan pengawasan yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan China di situs-situs yang dianggap sensitif.
“Karena pertimbangan keamanan selalu menjadi yang terpenting di sekitar situs-situs ini, kami mengambil tindakan sekarang untuk mencegah risiko keamanan apa pun muncul,” kata Dowden.
Keputusan pemerintah didasarkan pada tinjauan terhadap kemungkinan risiko keamanan saat ini dan masa depan yang timbul dari pemasangan sistem pengawasan visual di kawasan pemerintah.
Hangzhou Hikvision Digital Technology Co. dan Zhejiang Dahua Technology Co. China adalah salah satu penyedia pengawasan video terkemuka di dunia dan telah masuk daftar hitam AS sejak 2019 karena kekhawatiran tentang mereka yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia.
Ketidakpuasan tentang kurangnya perlindungan yang mencegah pemerintah China memperoleh data dan informasi dari perusahaannya telah tumbuh dalam beberapa tahun terakhir dan pemerintah seperti AS telah mengambil langkah-langkah untuk membatasi eksposur mereka.
Baca Juga
Legislator AS meloloskan Secure Equipment Act setahun yang lalu untuk membatasi penggunaan peralatan buatan China dalam sistem komunikasi negara itu. Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menyebut China sebagai “tantangan sistemik terhadap nilai-nilai dan kepentingan” dan “ancaman berbasis negara terbesar terhadap keamanan ekonomi”.
Instruksi baru pemerintah Inggris kepada departemen-departemen luar negeri melarang penambahan peralatan di lokasi sensitif yang diproduksi oleh perusahaan yang tunduk pada Undang-Undang Intelijen Nasional China.
Pemerintah juga menyarankan untuk mempertimbangkan apakah akan menghapus peralatan dari perusahaan yang sudah ada dan menerapkan mitigasi risiko yang sama ke area yang tidak dianggap sensitif.