Bisnis.com, JAKARTA - Pihak berwenang di Xinjiang barat, China, melonggarkan kegiatan di beberapa wilayah di Ibu Kota Urumqi pada Sabtu (26/11/2022) usai demonstrasi penduduk sebagai bentuk protes menentang lockdow sebagai bagian dari program bersar zero Covid.
Protes publik dipicu oleh kemarahan atas kebakaran yang terjadi di sebuah kompleks apartemen yang telah menewaskan 10 orang.
Kematian itu diduga karena petugas darurat membutuhkan waktu 3 jam untuk memadamkan api, dan penundaan penanganan yang banyak dikaitkan dengan wabah Covid-19. Demonstrasi dan kemarahan publik sebagai tanda frustrasi masyarakat yang meningkat karena pandemi Covid-19.
China menjadi satu-satunya negara besar di dunia yang masih memerangi pandemi Covid-19 melalui pengujian massal dan penguncian (lockdown).
Kemarahan memuncak setelah pejabat kota Urumqi mengadakan konferensi pers tentang kebakaran, mereka tampak mengalihkan tanggung jawab atas kematian penghuni apartemen.
Kepala pemadam kebakaran Urumqi, Li Wensheng justru mengatakan bahwa kemampuan warga menyelamatkan diri dari kebakaran terlalu lemah.
Baca Juga
“Kemampuan beberapa warga untuk menyelamatkan diri terlalu lemah,” kata Wensheng, seperti dilansir dari CNA, Minggu (27/11/2022).
Adapun bentuk protes itu terekam dalam video yang menunjukkan orang-orang memegang bendera Tiongkok dan berteriak "Buka, buka."
Beberapa potongan video terlihat orang-orang berteriak dan mendorong barisan pria berbaju hazmat putih seluruh tubuh yang dikenakan oleh pekerja pemerintah daerah dan relawan pencegahan pandemi.
Pada Sabtu (26/11/2022), sebagian besar video telah dihapus oleh sensor. Associated Press tidak dapat memverifikasi secara independen semua video tersebut.
Meski begitu, dua warga Urumqi yang menolak disebutkan namanya mengatakan protes besar-besaran itu terjadi pada Jumat (25/11/2022) malam. Salah satunya mengatakan adanya temannya yang ikut dalam demonstrasi tersebut.
Sementara itu, dalam video juga terlihat pejabat tinggi Urumqi, Yang Fasen, mengatakan kepada pengunjuk rasa yang marah bahwa dia akan membuka lockdown di daerah berisiko rendah pada esok pagi.
Adapun, janji itu direalisasikan pada keesokan harinya, saat otoritas Urumqi mengumumkan penduduk di daerah berisiko rendah akan diizinkan untuk bergerak bebas di dalam lingkungan mereka, meski banyak lingkungan lain tetap terkunci.
Sementara itu, otoritas kesehatan di Beijing melaporkan ada 2.454 kasus baru Covid-19 dalam 15 jam terakhir pada Sabtu (26/11/2022), sebagian kota juga masih dikunci.
Di banyak kompleks perumahan di pinggiran timur laut Beijing, penduduk bersatu untuk menentang tindakan otoritas lokal.
Pada Sabtu (26/11/2022), konfrontasi terjadi selama berjam-jam antara polisi, penduduk, dan lingkungan Partai Komunis menghasilkan kesepakatan untuk mengizinkan 3 orang yang dites positif untuk dikarantina di rumah daripada dibawa ke fasilitas pemerintah.
Banyak wilayah di Urumqi telah dikunci sejak Agustus lalu, sudah lebih dari 3 bulan. Mereka tidak diizinkan meninggalkan rumah mereka, terbatas di dalam apartemen. Pada Jumat (25/11/2022), kota tersebut melaporkan 220 kasus baru, sebagian besar tidak menunjukkan gejala.
Seorang wanita Uyghur yang menolak disebutkan namanya mengatakan bahwa dia telah berada di apartemennya sejak (8/7/2022) dan bahkan tidak diizinkan membuka jendelanya.
Pada Jumat (25/11/2022), penduduk di sekitar lingkungannya menentang kebijakan lockdown dan membuka jendela serta berteriak memprotes, lalu dia juga bergabung.