Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengimbau warganya untuk membatasi konsumsi energi menyusul serangan Rusia yang menargetkan infrastruktur energi.
Zelensky juga menuduh Rusia berupaya menghancurkan pembangkit listrik untuk jutaan orang pada awal musim dingin.
Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (22/11/2022), Zelensky mengatakan kerusakan dari serangan Rusia baru-baru ini terhadap instalasi energi Ukraina sangat besar. Oleh karena itu, dia mengajak seluruh penduduk dan dan bisnis untuk berhemat dan mengurangi konsumsi sehari-hari.
Zelensky mengatakan kondisi krisis energi terparah terjadi di Kyiv, Vinnytsia, Sumy, Ternopil dan Cherkasy.
“Hari ini, tim energi kami harus menerapkan tidak hanya pemadaman listrik bergilir, tetapi juga pemadaman darurat. Hal ini disebabkan oleh tingkat konsumsi yang jauh lebih tinggi daripada yang dapat disediakan negara saat ini,” kata Zelenskiy seperti dikutip Bloomberg.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO memperingatkan jutaan orang di Ukraina terancam oleh musim dingin karena krisis energi akibat Rusia terus menggempur infrastruktur pembangkit listrik negara.
Baca Juga
Rusia telah menargetkan infrastruktur energi dengan serangan rudal, termasuk depot air dan listrik dalam beberapa pekan terakhir. Serangan ini mengakibatkan pemadaman listrik di sebagian besar wilayah Ukraina saat musim dingin tiba, yang juga berpotensi memperparah krisis kesehatan.
Direktur regional WHO untuk Eropa Hans Henri P Kluge mengatakan setengah dari infrastruktur energi Ukraina rusak atau hancur. Kondisi ini memiliki efek langsung pada sistem kesehatan masyarakat.
"Musim dingin ini mempertaruhkan kelangsungan hidup. 10 juga warga Ukraina saat ini hidup tanpa listrik," ungkapnya dalam konferensi pers di Kyiv seperti dilansir Aljazeera.
Sementara itu, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengecam aksi penembakan ke arah pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia Ukraina, yang kini tengah berada di bawah kendali Rusia, pada Sabtu (21/11/2022) malam.
Kepala IAEA Rafael Grossi menyampaikan, aksi penembakan yang berlangsung hingga Minggu (21/11/2022) itu, telah menyebabkan berbagai kerusakan pada sejumlah bagian bangunan, sistem, hingga fasilitas yang ada di pembangkit listrik Zaporizhzhia.
"Siapa pun di balik ini, harus segera dihentikan. Seperti yang sudah saya katakan berkali-kali sebelumnya, Anda bermain api," terang Rafael dikutip dari The Guardian, Senin (21/11/2022).