Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Utusan AS Desak China Percepat Kerja Sama Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Utusan Amerika Serikat John Kerry meminta China mempercepat tindakan dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (kanan) saat bertemu Mantan Menteri Luar Negeri AS John Kerry, di sela-sela Seafood Expo North America (SENA), di Boston, Amerika Serikat, Minggu sore (11/3/2018) waktu setempat./JIBI-Hery Trianto
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (kanan) saat bertemu Mantan Menteri Luar Negeri AS John Kerry, di sela-sela Seafood Expo North America (SENA), di Boston, Amerika Serikat, Minggu sore (11/3/2018) waktu setempat./JIBI-Hery Trianto

Bisnis.com, JAKARTA - Utusan Amerika Serikat (AS), John Kerry meminta China pada Minggu (20/11/2022) untuk mempercepat tindakan dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.

Permintaan Kerry tersebut menyusul pertemuannya dengan mitra dari China pada COP27 di Mesir. Kerry dan utusan iklim China, Xie Zhenhua bertemu selama KTT PBB di resor Laut Merah Sharm el-Sheikh.

Presiden AS Joe Biden dan pemimpin China, Xi Jinping telah sepakat dalam KTT G20 di Indonesia pada pekan lalu untuk melanjutkan kolaborasi dalam memerangi perubahan iklim.

Meski begitu, Beijing sebelumnya menangguhkan pembicaraan dengan AS pada Agustus 2022, karena marah atas kunjungan Ketua DPR AS, Nancy Pelosi ke Taiwan.

Kerja sama antara negara adidaya menjadi kunci dalam perang untuk melawan pemanasan global dan telah menghasilkan terobosan di konferensi iklim PBB sebelumnya, terutama Perjanjian Paris 2015 yang bersejarah.

"Krisis iklim pada dasarnya merupakan masalah global, bukan bilateral. Amerika Serikat dan China harus bisa mempercepat kemajuan bersama, tidak hanya untuk kepentingan kita, tapi untuk generasi mendatang,” kata Kerry, seperti dilansir dari CNA, Senin (21/11/2022).

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa semua negara memiliki kepentingan dan berharap China bisa memenuhi tanggung jawabnya.

"Semua negara memiliki kepentingan dalam pilihan yang dibuat China dalam dekade kritis ini. Kita semua berharap China akan memenuhi tanggung jawab globalnya," lanjutnya.

Xie menggambarkan pembicaraannya dengan Kerry sebagai sesuatu yang terbuka, ramah, positif dan secara keseluruhan sangat konstruktif.

"Kami telah sepakat bahwa setelah COP ini kami akan melanjutkan pembicaraan formal, termasuk pertemuan tatap muka," katanya.

Meski begitu, dia juga menyoroti perbedaan dengan negara-negara Barat dan menolak status China dianggap sebagai negara berkembang, karena sekarang menjadi ekonomi terbesar kedua di dunia.

Menurutnya, berdasarkan ketentuan perjanjian iklim PBB tahun 1992, negara-negara maju seharusnya membantu negara-negara berkembang secara finansial dalam transisi energi mereka dan upaya untuk membangun ketahanan terhadap dampak iklim.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper