Bisnis.com, JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar Konferensi pers terkait gempa yang terjadi di Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11/2022) siang.
BMKG mengungkapkan bahwa gempa utama dengan magnitudo 5,6 SR di Cianjur mengalami gempa susulan sebanyak 25 kali dengan magnitudo terbesar 4 dan terkecil 1,8.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menghimbau masyarakat menyentuh gempa di Cianjur untuk menghindari "bahaya ikutan" yang terjadi usai gempa Cianjur tersebut.
“Ada sedikit yang perlu diingatkan kepada masyarakat, mengingat intensitas hujan saat ini juga meningkat, jadi perlu juga diwaspadai bahaya ikutan,” kata Dwikorita
Dwikorita menyarankan agar masyarakat menghindari lereng-lereng gunung, karena material yang terguncang karena gempa menjadi rapuh dan bisa tersapu hujan dan menjadi longsor.
"Jadi lereng-lereng yang sudah rapuh karena diguncang gempa, ini jika hujan turun dikhawatirkan material-material yang terlepas atau terguncang gempa ini dapat tersapu oleh hujan, dan dapat memberikan dampak ikutan berupa longsor ataupun banjir bandang," lanjutnya.
Lebih lanjut, ia juga menghimbau untuk tidak berada di bantaran sungai, karena bisa berpotensi mengalami banjir bandang.
"Diwaspadai pula apabila sedang hujan mohon tidak berada di dekat lereng ataupun menghindar dari bantaran sungai dikhawatirkan disitu juga berpotensi mengalami banjir bandang," ucap Dwikorita.
Selain itu, Kepala BNPB Letnan Jendral Suharyanto menyatakan lembaganya akan melakukan tanggap darurat dengan membuka posko pengungsian di Cianjur dan mengirim logistik ke lokasi bencana, dengan anggaran yang sudah direncanakan.
"Masyarakat yang mengungsi ini cukup banyak, sehingga kami siapkan logistik seperlunya, tenda-tenda. Kemudian untuk menghidupkan posko kami akan mengeluarkan anggaran dengan target saat tanggap darurat ini kami pastikan masyarakat kabupaten Cianjur dan daerah terdampak bisa tertangani betul-betul kebutuhan dasarnya," kata Suharyanto.
Selanjutnya, ia mengatakan setelah itu BNPB akan melakukan pendataan jika tidak ditemukan lagi korban, dan jika di pengungsian sudah berjalan semua kebutuhan dasar maka tanggap darurat akan dinyatakan telah selesai.
"Setelah itu kami akan terus melaksanakan pendataan setelah tidak ditemukan lagi korban jiwa, luka-luka atau mungkin ada yang hilang, dan seluruh masyarakat yang rumahnya hancur, semua sudah masuk ke pengungsian, di pengungsian roda hidupnya sudah berjalan kebutuhan dasar hidupnya, maka kami akan nyatakan tanggap darurat akan selesai," lanjutnya.
Lebih lanjut, setelahnya akan dilakukan tahap rehabilitasi rekonstruksi, dan ia berharap tahap ini akan bisa dilaksanakan secepat mungkin.
"Baru kita masuk ke tahap rehabilitasi rekonstruksi, mudah mudahan bisa dilaksanakan secepat mungkin, karena kami menyadari jika semakin lama maka masyarakat terdampak di pengungsian semakin menderita," tambahnya.
Kemudian, diminta juga berjanji kepada masyarakat Cianjur yang rumahnya roboh, rusak berat maupun rusak, maka gudang tersebut akan dibangun kembali oleh pemerintah.
"Dan kami berjanji kepada masyarakat, bahwa rumah yang hancur dan rusak akan dibangun kembali oleh pemerintah. Terutama butuh solidaritas dari semua unsur dari bencana gempa bumi ini," ujarnya.