Bisnis.com, BADUNG - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pagi ini, Selasa (15/11/2022), di Bali. Di hadapan para pemimpin sejumlah negara, orang nomor satu di Indonesia itu menyerukan mengakhiri perang yang memicu krisis semakin parah.
Namun, dalam pidato tersebut, Jokowi tidak menyebutkan negara yang sedang berperang. Berdasarkan pantauan Bisnis, mantan Walikota Solo itu menyebut lima kali kata 'perang'. Satu kata dalam bahasa Indonesia, dan empat kata dalam bahasa Inggris.
Dalam bahasa Indonesia, Jokowi menyebutkan perang membuat krisis semakin dalam selepas dunia dilanda pagebluk Covid-19. Krisis terjadi pada semua sektor ekonomi, terutama dirasakan negara berkembang.
"Para pemimpin yang saya hormati, dunia sedang mengalami tantangan yang luar biasa, krisis demi krisis terjadi, pandemi Covid-19 belum usai tetapi rivalitas terus menghadang, perang terjadi, dan dampak dari berbagai krisis tersebut dalam ketahanan pangan, energi, dan keuangan dirasakan di seluruh dunia terutama negara berkembang," ujar Jokowi.
Adapun kata 'perang' dalam bahasa Inggris, Jokowi mengimbau untuk mengakhiri perang karena mempersulit bangsa-bangsa dunia untuk bergerak maju.
"Being responsible here also means that we must end the war. If the war does not end, it will be difficult for the world to move forward. If the war does not end, it will be difficult for us to take responsibility for the future of current generation dan future generations."
[Bertanggung jawab di sini juga berarti kita harus mengakhiri perang. Jika perang tidak berakhir, akan sulit bagi dunia untuk bergerak maju. Jika perang tidak berakhir, akan sulit bagi kita untuk bertanggung jawab atas masa depan generasi sekarang dan generasi mendatang.]
Seperti diketahui, perang Rusia dengan Ukraina menjadi pembahasan sensitif menjelang pertemuan G20. Pada saat pembahasan komunike di tingkat menteri sempat terjadi perang urat syaraf. Wakil dari Rusia sempat diusir dari ruang sidang saat membahas komunike pada Juni 2022.
Adalah Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov sempat didamprat dan dikritik keras oleh delegasi pada saat itu. Bahkan, negara lain mengancam untuk memboikot pertemuan G20 di Bali.
Baca Juga : Bakal Wakili Vladimir Putin di KTT G20, Menlu Rusia Sergei Lavrov Punya Kenangan Buruk di Bali |
---|
Akhirnya, sejumlah rancangan komunike banyak tidak disepakati di tingkat menteri. Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan sempat pesimistis akan menghasilkan komunike dalam KTT G20 kali ini.
Namun, bagi Luhut, bila tidak ada komunike, Indonesia telah mendapatkan banyak manfaat dari komitmen investasi dan lainnya.“Kalau pada akhirnya [KTT G20] tidak melahirkan komunike, menurut saya, ya sudah, enggak apa-apa,” ujar Luhut pada Sabtu (12/11/2022).
Meskipun begitu, Luhut menilai bahwa terdapat lebih dari 361 capaian yang berlangsung dalam perhelatan Presidensi G20 Indonesia. Hal itu mencakup aspek kesehatan, dekarbonisasi, bisnis, dan lain-lain. Luhut menyebut bahwa kesepakatan-kesepakatan itu bernilai miliaran dolar AS, sehingga bukan sesuatu yang sederhana.
Terdapat banyak kerja sama pula yang terjalin selama gelaran di Bali. “Saya lihat leaders komunike penting, tetapi yang lebih penting lagi berbagai hasil dari pertemuan negara-negara G20 ini. Kami berharap beberapa waktu ke depan ada komunike, tetapi kalau tidak ya kita lihat yang lain,” kata Luhut.
Biden dan Jinping Bahas Perang Rusia Ukraina
Kendati pembahasan perang Rusia Ukraina seolah-olah tabu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping sepakat menolak perang yang menggunakan senjata nuklir. Hal itu disampaikan oleh Biden usai ketemu Jinping, kemarin.
Biden mengatakan kepada Jinping bahwa Rusia telah melakukan tindakan brutal dengan mengancam penggunaan senjata nuklir. Keduanya pun kompak untuk menghindari perang nuklir.
“Kami menggarisbawahi penentangan terhadap penggunaan atau ancaman penggunaan senjata nuklir di Ukraina,” ujar Biden.
Dalam kesempatan itu, Biden menyampaikan sikapnya bahwa AS akan terus memberikan kebutuhan kepada Ukraina untuk mempertahankan wilayahnya. Biden juga mengatakan jika belakangan ini kemenangan perang berada di pihak Ukraina.
Presiden China Xi Jinping (kiri) dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden (kanan) berjabat tangan ketika melakukan pertemuan bilateral di sela-sela acara KTT G20, Bali, Senin (14/11/2022)./Bisnis-Youtube
"Kemenangan datang signifikan untuk Ukraina, saya tidak bisa melakukan hal lain selain tepuk tangan untuk keberanian militer Ukraina dan masyarakatnya. Kami akan tetap menyediakan hal yang bisa membantu Ukraina mempertahankan dirinya. Saya pastikan tidak ada negosiasi tentang Ukraina tanpa Ukraina."
Sementara itu, Jinping mengungkapkan bahwa AS dan China berkeinginan untuk mengelola perbedaan dan mencegah persaingan menjadi konflik. "Saat ini hubungan China-AS berada dalam situasi sedemikian rupa sehingga kita semua sangat peduli karena ini bukan kepentingan fundamental kedua negara dan rakyat kita, dan bukan itu yang diharapkan masyarakat internasional [dari] kita,” kata Jinping.