Bisnis.com, JAKARTA - Penghitungan suara hasil pemilihan presiden Brasil putaran pertama masih berlangsung, Senin (3/10/2022). Luiz Inacio Lula da Silva yang berhaluan kiri diunggulkan untuk mengalahkan petahana sayap kanan Jair Bolsonaro.
Data di laman resmi otoritas pemilihan nasional menunjukkan hanya 0,2 persen suara yang dihitung secara elektronik, Lula dan Bolsonaro sama-sama memiliki sekitar 44 persen suara, kata otoritas pemilihan nasional di laman resminya.
Ada laporan antrean panjang di tempat pemungutan suara yang tutup pada pukul 5 sore waktu setempat.
Lula mengatakan bahwa dia mencalonkan diri sebagai presiden untuk membuat negara kembali normal setelah 4 tahun di bawah pemerintahan Presiden Bolsonaro.
"Kami tidak ingin lebih banyak kebencian, lebih banyak perselisihan. Kami menginginkan sebuah negara yang damai," kata mantan presiden berusia 76 tahun itu seperti dikutip Aljazeera.com, Senin (3/10/2022).
Dia kembali mencalonkan diri setelah memimpin Brasil dari 2003 hingga 2010.
Baca Juga
Adapun, sekitar 156 juta orang memenuhi syarat untuk memberikan suara.
Sementara itu, hasil jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan Lula keunggulan memiliki elektabilitas. Survei Datafolha terakhir yang diterbitkan pada hari Sabtu menemukan 50 persen responden yang ingin memilih mengatakan mereka akan memilih Lula, sedangkan 36 persen untuk Bolsonaro.
Lembaga pemungutan suara itu telah mewawancarai 12.800 orang dengan margin kesalahan plus atau minus dua poin persentase.
Bolsonaro telah mengisyaratkan akan menolak kekalahan sehingga memicu kekhawatiran akan krisis institusional atau kekerasan pascapemilihan.
Sebuah pesan yang diproyeksikan pada patung Christ the Redeemer di Rio de Janeiro menjelang pemungutan suara berbunyi: “Damai dalam Pemilihan”.
Bolsonaro memberikan suara di Rio dan mengatakan dia berharap untuk memenangkan pemilihan di putaran pertama hari Minggu meskipun penampilannya buruk dalam jajak pendapat.
Mantan kapten tentara itu tidak memercayai lembaga survei dan mengatakan hasil mereka tidak sesuai dengan dukungan yang dia lihat di acara kampanyenya.
"Jika kita memiliki pemilu yang bersih, kita akan menang hari ini dengan setidaknya 60 persen suara,”kata Bolsonaro dalam sebuah video yang diposting di media sosialnya.
Menurutnya, semua bukti yang kami miliki menguntungkan kami. Pihak lain belum bisa turun ke jalan, belum berkampanye, tidak menerima, tidak memiliki kredibilitas.
Seperti beberapa tetangganya di Amerika Latin yang menghadapi inflasi tinggi dan sejumlah besar orang keluar dari pekerjaan formal, Brasil sedang mempertimbangkan pergeseran politik ke arah kiri.P
Presiden Gustavo Petro dari Kolombia, Gabriel Boric dari Chile dan Pedro Castillo dari Peru adalah beberapa pemimpin berhaluan kiri.