Bisnis.com, JAKARTA - Tim mahasiswa Universitas Indonesia (UI) meraih juara 1 pada kategori Integrated Sustainble Building Design (ISBD) ASHRAE 2022 setelah berhasil menyisihkan ketiga belas tim lainnya. ISBD mencakup bidang arsitektur, teknik mesin, serta teknik elektro.
Kemenangan Indonesia dalam kompetisi internasional ini akhirnya membawa lima mahasiswa UI, yakni Nadhira Izzatur (Arsitektur 2018), Sutan Azhari (Arsitektur 2018), Harrys Argaditya (Arsitektur 2019), Bagus Rangin (Teknik Mesin 2018), Edward Joshua (Teknik Mesin 2018), dan Rizki Ramadhan (Teknik Mesin 2018) mendapatkan gelar terhormat ASHRAE.
Untuk diketahui, ASHRAE International merupakan perkumpulan masyarakat profesional global yang berkomitmen melayani masyarakat dengan memajukan seni dan ilmu ventilasi pemanas, pendingin udara, pendinginan dan bidang terkait. Lembaga ini pertama kali didirikan pada 1984 dan berkantor pusat di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat.
Dalam pelaksanaannya, peserta diminta untuk merancang bangunan yang berkemampuan untuk mengurangi emisi karbon dioksida secara signifikan guna merealisasikan bangunan bersifat ramah lingkungan (ZEB).
Bangunan tersebut juga harus memenuhi standar yang telah ditetapkan ASHRAE. Bangunan berlokasi di Sydney, New South Wales, Australia.
Menurut Dosen Departemen Arsitektur Fakultas Teknik UI sekaligus pembimbing tim mahasiswa UI, Ova Candra Dewi, konsep ZEB merupakan konsep bangunan yang tidak dapat menghasilkan energi (no energy).
Baca Juga
Bangunan ini memiliki kemampuan untuk mereduksi kebutuhan secara efisien dan menyeimbangkan sumber daya yang dipakai dengan sumber daya yang dihasilkan melalui sumber energi terbarukan.
"Bangunan dengan konsep ZEB akan menghasilkan kebutuhan energi operasionalnya dari sumber-sumber energi terbarukan, seperti angin, air, matahari, dan lainnya," terang Ova dikutip dari ui.ac.id, Jumat (2/9/2022).
Dalam menjawab tantangan tersebut, tim UI kemudian mengajukan rancangan proyek gedung kesenian UTS Art Center, University of Technology Sydney. Desain tersebut berisikan bangunan dua lantai dengan luas sekitar 23.000 meter persegi.
Lima Strategi
Tim UI memiliki lima strategi hemat energi yang menjadi keunggulan dari desain proyek tersebut, meliputi tempat parkir sepeda, fasad gedung yang performatif, penempatan panel solar, pembuatan roof garden, dan penempatan vertical green pada fasad gedung.
Anggota tim UI, Nadhira Izzatur menyebut, bahwa pihaknya telah mengadopsi bentuk atap rumah suku Aborigin Australia yang memiliki bentuk bulat untuk keperluan estetika bangunan.
Tim UI juga memilih rumput asli Australia untuk mengisi bagian roof garden di bangunan dua lantai itu.
"Dengan luas green roof 7400 m2, gedung ini berpotensi menyerap 13,8 ton CO2 per tahun dan melepaskan sampai 10,6 ton O2 per tahun. Khusus untuk green roof kami menggunakan tanaman rumput asli Australia,” kata Nadhira.
Sementara itu, Dosen Departemen Teknik Mesin Ardiyansyah Yatim menuturkan, bahwa anggota tim dari Teknik Mesin FTUI menyumbangkan pemikiran berupa perhitungan energi yang dibutuhkan untuk mendinginkan gedung tersebut di saat musim panas terjadi di Australia.
Selain udara dingin, tim UI juga memikirkan tentang cara yang dapat dilakukan untuk memanaskan gedung di saat cuaca dingin.
Dia menerangkan, perhitungan juga dilakukan terhadap elemen-elemen desain yang digunakan dan dampaknya dalam efisiensi energi gedung. Tujuannya untuk mengurangi masuknya udara dan cahaya ke dalam gedung agar suhu tetap terjaga.
"Strategi ini terbukti mengurangi biaya pemakaian mesin pendingin ruangan dan kipas angin yang besarnya mencapai 64 persen dari kebutuhan total energi gedung,” tutur Ardiyansyah.
Setelah mencatat kemenangan di ASHRAE 2022, tim UI akan kembali mengikuti perlombaan musim dingin ASHRAE 2023 yang akan diselenggarakan pada Februari 2023 yang bertempat di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat.