Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia Berencana Memutus Jaringan Listrik PLTN Zaporizhzhia ke Ukraina

Rusia menyusun rencana untuk memutuskan koneksi PLTN di Eropa ke jaringan listrik Ukraina dan berisiko menyebabkan kegagalan sistem pendingin.
Rusia menyusun rencana untuk memutuskan koneksi PLTN di Eropa ke jaringan listrik Ukraina dan berisiko menyebabkan kegagalan sistem pendingin. Ilustrasi PLTN / Istimewa
Rusia menyusun rencana untuk memutuskan koneksi PLTN di Eropa ke jaringan listrik Ukraina dan berisiko menyebabkan kegagalan sistem pendingin. Ilustrasi PLTN / Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Rusia menyusun rencana untuk memutuskan koneksi pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa ke jaringan listrik Ukraina. Hal itu membuat Ukraina terancam mengalami kegagalan sistem pendingin.

Para pemimpin dunia telah menyerukan agar situs Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia didemiliterisasi setelah kendaraan tentara Rusia terekam masuk ke kawasan pembangkit itu.

Sebelumnya Rusia diperingatkan agar tidak memutus PLTN itu dari jaringan Ukraina dan menghubungkannya ke jaringan listrik Rusia.

Akan tetapi Petro Kotin, kepala perusahaan energi atom Ukraina, mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa para insinyur Rusia telah menyusun cetak biru saklar untuk memutuskan aliran listrik dengan dalih  keperluan darurat.

"Mereka mempresentasikan [rencananya] kepada [pekerja di] pabrik, dan [pekerja] pabrik mempresentasikannya kepada kami. Alasan untuk rencana ini adalah kerusakan parah pada semua jalur yang menghubungkan pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia ke sistem Ukraina," kata Kotin dalam sebuah wawancara pada hari kemerdekaan Ukraina seperti dikutip TheGuardian.com, Kamis (25/8/2022).

Adapun, sebagian besar fasilitas itu telah dikunci kemarin karena ancaman serangan Rusia.

Lebih lanjut, Kotin khawatir militer Rusia mulai menargetkan koneksi tersebut untuk membuat skenario darurat menjadi kenyataan. Diprediksi, baik Ukraina dan Rusia akan saling tuduh atas penembakan situs tersebut.

"Mereka baru saja mulai melakukan itu, mereka memulai semua serangan," kata Kotin.

Ancaman lain terhadap keamanan nuklir di PLTN itu termasuk kendaraan yang diparkir begitu rapat ke ruang turbin sehingga petugas pemadam kebakaran akan kesulitan mengaksesnya jika kebakaran terjadi. Rusia juga meneror pekerja yang memilih untuk tetap berada di garis depan.

Kotin mengungkapkan bahwa satu orang dipukuli sampai tewas dan yang lain terluka parah sehingga dia membutuhkan 3 bulan untuk pulih serta lebih dari 200 orang telah ditahan. 

Sambungan listrik PLTN itu dalam situasi kritis karena tiga dari empat jalur utama yang menghubungkannya ke jaringan Ukraina rusak selama perang.

Sementara itu, dua dari tiga jalur cadangan yang menghubungkannya ke pembangkit listrik konvensional juga terputus.

Petro Kotin mengatakan dia khawatir Rusia menargetkan jalur yang menghubungkan situs Zaporizhzhia ke jaringan listrik Ukraina untuk membuat skenario 'saklar darurat' menjadi kenyataan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper