Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Update Perang Hari ke-162: Rusia dan Ukraina Saling Tuduh, PBB Mulai Cari Fakta

Rusia tuduh pihak militer Ukraina melakukan serangan roket. Ukraina membantah tuduhan tersebut.
Konflik di Ukraina sempat mendingin awal bulan ini, tetapi kini intensitasnya kembali tinggi karena aksi saling tuduh dari kedua belah. /reuters
Konflik di Ukraina sempat mendingin awal bulan ini, tetapi kini intensitasnya kembali tinggi karena aksi saling tuduh dari kedua belah. /reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Konflik geopolitik Rusia vs Ukraina memasuki hari ke-162. Kedua negara yang bersitegang ini saling melemparkan tuduhan atas serangan yang menewaskan puluhan tawanan perang di Olenivka.

Pihak militer Rusia mengklaim bahwa serangan tersebut dilakukan oleh militer Ukraina yang telah memporak-porandakan penjara tawanan tersebut dengan menggunakan peluncur roket yang dipasok oleh Amerika.

Sementara itu, pihak militer Ukraina membantah telah melakukan serangan roket  atau artileri di Olenivka. Badan Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina justru menuding bahwa dalang dibalik peristiwa tersebut tak lain ialah separatis lokal yang didukung Kremlin dan telah berevolusi dengan FSB Rusia.

Militer Ukraina juga menyampaikan bahwa pada Selasa (2/8/2022) barak yang menampung tawanan perang tersebut telah diledakkan dari dalam. 

Untuk diketahui, serangan tersebut menewaskan 53 tawanan perang Ukraina dan melukai setidaknya 75 orang lainnya. Dilansir dari The Guardian pada Kamis (4/8/2022), berikut rangkuman perang Rusia Ukraina hari ke-162.

Berikut rangkuman perang Rusia vs Ukraina hari ke-162

1. PBB Bersiap Lakukan Misi Pencarian Fakta Atas Peristiwa Berdarah di Olenivka

PBB sedang melakukan misi pencarian fakta sebagai tanggapan atas permintaan dari Rusia dan Ukraina setelah 53 tawanan perang Ukraina tewas dalam ledakan di sebuah penjara di Olenivka yang dikuasai separatis. 

Negara-negara yang tengah bertikai itu saling melempar tuduhan atas serangan tersebut. Ukraina mengklaim bahwa peristiwa itu adalah operasi khusus yang direncanakan sebelumnya oleh Kremlin, dan dilakukan oleh tentara bayaran Rusia dari Grup Wagner. Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia bersikeras mengklaim militer Ukraina lah yang bertanggung jawab penuh atas serangan yang dilakukannya menggunakan roket yang dipasok AS untuk menyerang penjara Olenivka.

2. Zelensky Berencana Gandeng Xi Jinping Untuk Meredam Invasi yang Dilancarkan Rusia

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengungkapkan keinginannya untuk berbicara langsung dengan pemimpin China, Xi Jinping, dengan harapan China dapat menggunakan pengaruhnya terhadap Rusia untuk mengakhiri perang. 

Dalam sebuah laporan di South China Morning Post, Zelensky mengatakan: “Ini [China] adalah negara yang sangat kuat. Ini adalah ekonomi yang kuat. Jadi [negara itu] secara politik - ekonomi dapat mempengaruhi Rusia. Dan China [juga] anggota tetap dewan keamanan PBB.” 

Namun, Sejauh ini China telah menolak untuk mengutuk invasi yang dilakukan Rusia, dan menolak untuk ikut campur terlalu lebih dalam. Bahkan, Jinping mengatakan kepada Putin bahwa pihaknya akan mendukung "kedaulatan dan keamanan" Rusia.

3. AS Ratifikasi Aksesi Finlandia dan Swedia ke Nato

Senat AS telah meratifikasi aksesi Finlandia dan Swedia ke NATO, dengan suara 95-1 mendukung. Untuk diketahui, AS adalah negara anggota ke-23 yang meratifikasi apa yang akan menjadi ekspansi paling signifikan dari aliansi 30-anggota sejak 1990-an sebagai tanggapan terhadap invasi Rusia ke Ukraina. 

"Pemungutan suara bersejarah ini mengirimkan sinyal penting dari komitmen bipartisan AS yang berkelanjutan kepada NATO, dan untuk memastikan aliansi kami siap menghadapi tantangan hari ini dan besok," jelas Joe Biden, dalam sebuah pernyataannya. Semua 30 anggota NATO harus ratifikasi aksesi sebelum Finlandia dan Swedia dapat secara resmi menjadi anggota.

4. Ukraina Tarik Pasukannya dari Kosovo

Ukraina menarik 40 pasukan penjaga perdamaiannya dari misi yang dipimpin NATO di Kosovo yang berjumlah 3.800 anggota. Sebelumnya pada bulan Maret, Zelensky mengeluarkan dekrit agar semua misi kembali ke Ukraina demi mendukung pertahanan negara selama perang.

5. Rusia Tuding Ukraina Lakukan Serangan Terhadap Nuklir di Zaporizhzhia

Seorang pejabat Rusia di Ukraina mengklaim pasukan Ukraina telah menggunakan senjata barat untuk menyerang pembangkit listrik tenaga nuklir di Zaporizhzhia. 

Pembangkit nuklir itu merupakan yang terbesar di Eropa. Saat ini pembangkit nuklir itu berada dibawah kendali pasukan Rusia dan digunakan sebagai pangkalan militer Rusia. 

6. Ekspor Biji-Bijian Pertama Telah Sampai di Turki

Pengiriman biji-bijian pertama yang meninggalkan Ukraina di bawah kesepakatan untuk meringankan blokade angkatan laut Rusia telah mencapai Turki. Kapal Razoni yang terdaftar di Sierra Leone berlayar dari pelabuhan Odesa menuju Lebanon pada Senin (1/8/2022) di bawah kesepakatan yang ditengahi oleh Turki dan PBB. 

Sebelum berlaya, kapal telah diperiksa oleh anggota pusat koordinasi bersama, dan saat ini diharapkan dapat segera bergerak maju melalui Selat Bosphorus dalam waktu dekat.

7. Zelensky Peringatkan Kemungkinan Pengiriman Biji-Bijian Selanjutnya akan Memakan Waktu

Sebelumnya, presiden Ukraina telah menolak mengekspor biji-bijian pertama dari negaranya sejak Rusia menginvasi, dengan mengatakan bahwa pihaknya membawa sebagian kecil dari hasil panen yang harus dijual Kyiv untuk membantu menyelamatkan ekonominya yang hancur. 

Namun, baru-baru ini Zelensky memperingatkan melalui sebuah video kepada siswa di Australia pada Rabu (3/8/2022), bahwa  akan dibutuhkan lebih banyak waktu untuk melihat apakah pengiriman biji-bijian lainnya akan menyusul.

8. PBB Beberkan Sebaran Pengungsi Ukraina

PBB mengatakan bahwa terdapat lebih dari 10m penyeberangan perbatasan masuk dan keluar dari Ukraina sejak Rusia melancarkan invasi ke negara itu pada 24 Februari. 

Mengacu pada data yang dikumpulkan oleh UNHCR menyatakan bahwa sebanyak 6.180.345 pengungsi individu dari Ukraina sekarang tercatat di seluruh Eropa. Sementara itu, tetangga Ukraina telah mengambil jumlah individu terbesar dan Polandia memiliki 1,25 juta pengungsi.

9. Olaf Scholz Buka SUara Soal Potongan Pasokan Gas Eropa

Kanselir Jerman, Olaf Scholz, bersikeras bahwa Rusia tidak punya alasan untuk menahan kembalinya turbin gas untuk pipa gas Nord Stream 1. Turbin terdampar di Jerman, setelah servis di Kanada, dalam kebuntuan yang meningkat yang telah melihat aliran ke Eropa kembali dipangkas dan hanya mendapatkan 20% dari kapasitas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper