Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Filipina ke-12 Fidel Ramos meninggal dunia dalam usia 94 tahun pada Minggu (31/7/2022). Dia adalah Presiden Filipina pertama pemeluk Kristen Protestan.
Kematiannya itu diumumkan oleh Ferdinand Marcos Jr, yang baru-baru ini terpilih sebagai Presiden Filipina.
"Kami sekeluarga berduka bersama rakyat Filipina pada hari yang menyedihkan ini. Kami tidak hanya kehilangan seorang pemimpin yang baik, tetapi juga seorang anggota keluarga," kata Marcos Jr melalui pernyataan.
Siapa Fidel Ramos?
Ramos merupakan penganut Kristen Protestan pertama yang menjadi pejabat tertinggi di negara mayoritas pemeluk Katolik itu adalah pengganti Corazon Aquino dan mengakhiri jabatan kepresidenannya pada tahun 1998, saat digantikan oleh Joseph Estrada.
Dia lahir di Lingayen, Pangasinan, Filipina pada tanggal 18 Maret 1928. Ayahnya, Narciso Ramos adalah seorang legislator pengacara, wartawan yang akhirnya terpilih menjadi sekretaris menteri luar negeri sedangkan ibunya, Angela Valdez-Ramos berprofesi sebagai seorang pengajar.
Baca Juga
Ramos menerima pendidikan menengahnya di Centro Escolar University, Manila. Setelah itu, dia pergi ke Amerika untuk melanjutkan studinya di United States Military Academy yang kemudian berhasil diselesaikannya dengan gelar Bachelor of Science dan di University of Illinois yang dia selesaikan dengan gelar master dalam bidang teknik sipil.
Ramos juga memegang gelar master dari National Defense College of the Philippines dan gelar Master's degree in Business Administration (MBA) dari Ateneo de Manila University.
Pada tanggal 21 Oktober 1954, Ramos menikah dengan Amelita Martinez yang kemudian dikaruniai lima orang anak.
Karier Militer
Sebelum berkarier di kancah politik, Ramos pernah mengabdikan dirinya untuk kemiliteran. Ramos yang telah menyelesaikan pendidikan militernya di United States Military Academy, West Point ini kemudian bergabung dengan pasukan yang akan mengikuti perang di Korea.
Ramos tercatat terlibat dalam pertempuran Bukit Eerie, bahkan dalam pertempuran ini Ramos dinobatkan sebagai pahlawan.
Setelah mengikuti perang, Ramos kemudian mendapat jabatan strategi pertama yakni sebagai penasihat Keamanan Nasional. Dari sini karier kemiliteran Ramos mulai terbentang.
Satu per satu jabatan strategis mulai dia jabat hingga puncaknya dia ditunjuk untuk menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Bersenjata Filipina dan tidak lama kemudian dia diangkat menjadi Sekretaris Departemen Pertahanan Filipina.
Bersamaan dengan menjabat sebagai sekretaris, Ramos bersama Menteri Pertahanan Juan Ponce Enrile menuntut turun Presiden terpilih Ferdinand Marcos. Mereka yakin kalau Presiden Marcos telah melakukan kecurangan dalam pemilihan umum sebelumnya.
Pada tanggal 25 Februari 1986 revolusi yang dilakukan oleh mereka membuahkan hasil. Presiden Marcos yang terbukti telah melakukan kecurangan bersama seluruh keluarganya melarikan diri ke Hawai untuk menyelematkan diri dari vonis hukuman.
Setelah presiden Marcos jatuh, Corazon Aquino istri tokoh oposisi yang populer, senator Benigno Aquino Jr yang terbunuh sesaat setelah mendarat di Bandara Internasional Manila maju menggantikan Ferdinand Marcos sebagai presiden.
Calon Presiden
Pada bulan Desember 1991, Ramos mengumumkan pencalonannya untuk Presiden. Bersama partainya, Ramos berhasil menang tipis dari lawan politiknya, Miriam Defensor Santiago.
Di bawah Ramos, Filipina mengalami masa stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi yang cepat dan ekspansi, sebagai akibat dari kebijakan dan program yang dirancang untuk mendorong rekonsiliasi nasional dan persatuan.
Ramos mampu mengamankan perjanjian damai besar dengan separatis muslim, pemberontak komunis dan pemberontak militer, yang diperbaharui kepercayaan investor dalam perekonomian Filipina.
Ramos sendiri mengakhiri jabatan kepresidenannya pada tahun 1998 dan digantikan oleh Joseph Estrada.