Bisnis.com, JAKARTA – Presiden China Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden melakukan pembicaraan lewat telepon. Xi mengingatkan AS untuk tidak bermain api di Taiwan.
Dalam pembicaraan telepon yang berlangsung Kamis (28/7/2022), Xi dan Biden setuju untuk menjadwalkan pertemuan tatap muka pertama mereka.
Meskipun ini adalah panggilan telepon atau video kelima mereka sejak Biden menjabat satu setengah tahun yang lalu, pertemuan puncak itu akan menjadi pertemuan langsung pertama mereka sebagai pemimpin. Tidak ada detail yang diberikan tentang waktu atau lokasi.
Biden dan Xi membahas pertemuan tatap muka dan setuju agar tim mereka menindaklanjuti untuk menemukan waktu yang disepakati bersama untuk melakukannya, kata seorang pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonym dikutip dari channelnewsasia.com, Jumat (29/7/2022).
Pembicaraan lewat telepon itu berlangsung dua jam 17 menit.
Kantor berita China Xinhua mengatakan, bahwa Xi menyampaikan kata-kata kasar tentang kebijakan AS terhadap Taiwan, sebuah pulau demokratis yang memiliki hubungan dekat dengan Amerika Serikat tetapi dianggap China sebagai bagian dari wilayahnya.
"Mereka yang bermain api pada akhirnya akan terbakar," kata Xi seperti dikutip Biden, mengulangi bahasa yang dia gunakan ketika mereka berbicara November lalu.
"Saya harap pihak AS sepenuhnya memahami itu."
China Marah
Ketegangan di sekitar Taiwan terus meningkat di tengah kekhawatiran bahwa Xi pada akhirnya dapat memerintahkan invasi untuk memaksakan aturan Beijing.
Pihak China sangat marah dengan rencana Ketua DPR AS Nancy Pelosi akan mengunjungi pulau itu.
Meskipun pejabat AS sering mengunjungi Taiwan, yang dipisahkan oleh perairan sempit dari daratan China, Beijing menganggap perjalanan Pelosi sebagai provokasi besar. Dia berada di urutan kedua kepresidenan AS dan mengingat posisinya dapat bepergian dengan transportasi militer.
Washington akan "menanggung konsekuensinya" jika perjalanan itu dilanjutkan, ujar pihak China.
Selama panggilan itu, Xi mengatakan kepada Biden "posisi pemerintah dan rakyat China dalam masalah Taiwan konsisten."
"Adalah keinginan kuat dari lebih dari 1,4 miliar orang China untuk secara tegas menjaga kedaulatan nasional dan integritas teritorial China," katanya.
Sebagai tanggapan, Biden meyakinkan Xi bahwa kebijakan AS, yang dikenal sebagai "ambiguitas strategis," tidak berubah - pada dasarnya mendukung status quo di Taiwan, dengan Washington mengakui kedaulatan China, tetapi menentang penegakan apa pun, memungkinkan Taiwan untuk mempertahankan aturan mereka yang berbeda.