Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Putin Pangkas Lagi Suplai Gas, Krisis Energi Ancam Eropa!

Putin menyalahkan negara Barat sebagai penyebab berkurangnya aliran gas alam asal negaranya ke pelanggan Uni Eropa.
Presiden Rusia Vladimir Putin memasuki aula untuk bertemu dengan kandidat yang berpartisipasi dalam pemilihan presiden sesi terakhir, di Kremlin di Moskow./Reuters
Presiden Rusia Vladimir Putin memasuki aula untuk bertemu dengan kandidat yang berpartisipasi dalam pemilihan presiden sesi terakhir, di Kremlin di Moskow./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA—Presiden Rusia Vladimir Putin menyalahkan negara Barat sebagai penyebab berkurangnya aliran gas alam asal negaranya ke pelanggan Uni Eropa dan memperingatkan bahwa aliran itu akan terus berkurang.

Berbicara kepada wartawan Rusia di Teheran, Putin mengatakan jumlah gas yang dipompa melalui pipa Nord Stream ke Jerman akan turun lebih jauh dari 60 juta menjadi 30 juta meter kubik per hari. Jumlah itu sekitar seperlima dari kapasitasnya jika turbin tidak cepat beroperasi.

Pemimpin Rusia itu juga memperingatkan negara Barat bahwa rencananya untuk membatasi pembelian minyak Rusia sebagai bagian dari sanksi, akan mengacaukan pasar minyak global dan membuat harga melonjak. Sejumlah negara Barat melakukan pembatasan pembelian minyak dari Rusia sebagai bagaian dari sanksi atas langkah negara itu menginvasi Ukraina.

"Kami mendengar beberapa ide gila tentang membatasi volume minyak Rusia dan membatasi harga minyak Rusia," katanya seperti dikutip Aljazeera.com, Rabu (20/7). Akibat langkah tersebut akan terjadi kenaikan harga, bahkan akan meroket, katanya.

Sedangkan terkait invasinya ke Ukraina, Putin mengatakan Moskow tidak melihat keinginan apa pun dari Ukraina untuk memenuhi persyaratan dari apa yang dia gambarkan sebagai kesepakatan damai awal yang disepakati pada bulan Maret.

Putin mengatakan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab menawarkan untuk menengahi antara Rusia dan Ukraina. Sedangkan ketika ditanya tentang kemungkinan pertemuan dengan Zelenskyy, Putin mengatakan Kyiv tidak mau terjebak pada persyaratan kesepakatan damai awal yang dia katakan telah “secara praktis tercapai” pada bulan Maret.

“Hasil akhir tentunya… tergantung pada kemauan para pihak untuk melaksanakan kesepakatan yang telah dicapai. Hari ini kita melihat kekuatan di Kyiv tidak memiliki keinginan seperti itu, katanya.

Negosiasi berlangsung pada bulan Maret dan kedua belah pihak membuat proposal tetapi tanpa terobosan. Saat itu, Zelenskyy mengatakan hanya hasil konkrit dari pembicaraan yang dapat dipercaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper