Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Sentil Mendag, Pengamat: Sudah Tepat Tapi Harus Lebih Tegas

Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo turut merespon aksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang secara khusus meminta Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan untuk fokus menurunkan harga minyak goreng.
Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan meninjau sejumlah tempat penjualan minyak goreng curah rakyat (MGCR) / Dok. Biro Humas Kemendag.
Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan meninjau sejumlah tempat penjualan minyak goreng curah rakyat (MGCR) / Dok. Biro Humas Kemendag.

Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo turut merespon aksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang secara khusus meminta Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan untuk fokus menurunkan harga minyak goreng.

Hal tersebut disampaikan Jokowi setelah video Mendag membantu kampanye anaknya dengan iming-iming minyak goreng gratis viral di media sosial.

Karyono menilai, posisi jabatan menteri atau posisi strategis di lembaga negara maupun pemerintahan memang kerap dikapitalisasi untuk kepentingan politik. Sejatinya, ini merupakan persoalan klasik yang sering terjadi di masa lampau hingga sekarang.

Menurutnya, masalah ini merupakan dampak dari pola pembentukan kabinet pemerintahan yang terlalu kompromis. Salah satu faktor yang menimbulkan persoalan tersebut adalah sistem politik yang membuka ruang kompromi baik dalam koalisi sebelum pelaksanaan pemilihan presiden (pilpres) maupun pasca pilpres.

“Maka tak pelak, kabinet pemerintahan yang terbentuk lebih cenderung sekadar bagi-bagi kekuasaan yang tak jarang menegasikan pentingnya kesamaan platform dalam membangun arah kebijakan,” tuturnya saat dihubungi Bisnis, Selasa (12/7/2022).

Dia melanjutkan, fenomena power sharing dalam pergulatan politik memang sulit dihindari. Kompromi politik akan makin terbuka ketika tidak ada single majority party di parlemen karena pemegang kekuasaan pemerintahan membutuhkan dukungan politik.  Maka celah untuk membuat deal politik akan makin terbuka lebar.

Akibatnya, pengamat politik ini melanjutkan para menteri seperti halnya Zulkifli Hasan cenderung akan memanfaatkan posisinya untuk kepentingan politik. Tidak hanya menteri dari kalangan partai, tetapi ada kecendrungan juga menteri non partai juga memanfaatkan posisinya untuk mewujudkan hasrat politik yang dilakukan oleh sejumlah menteri.

“Polanya tergantung masing-masing menteri. Gerakannya ada yang vulgar ada yang lembut,” katanya.

Dalam kasus Zulkifli Hasan, Karyono menilai bahwa mendag terlalu vulgar dan mencolok, bahkan tak malu-malu melakukan kampanye yang dibalut dengan program bagi-bagi minyak goreng dengan mengajak warga penerima untuk memilih putrinya, Fitri Zulya Savitri yang akan menjadi calon legislatif dari PAN.

Oleh sebab itu, dia meyakini bahwa langkah Jokowi sudah tepat untuk menegurnya, walaupaun dalam bentuk sindiran. Meski begitu, Karyono mendorong semua pihak perlu mendukung Jokowi untuk lebih tegas menegur para menterinya agar fokus menunaikan tugas sebagai pembantu presiden.

“Jangan sampai, semakin mendekati pemilu semakin parah kondisinya. Perlu diingat kabinet pemerintahan Jokowi-Maruf masih banyak pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan di akhir masa jabatan. Maka agar meninggalkan legacy yang dapat dikenang baik oleh rakyat, perlu ketegasan untuk memastikan menterinya menjalankan tugas sesuai yang ditargetkan presiden,” tutur Karyono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper