Bisnis.com, JAKARTA - Italia baru-baru ini mengumumkan keadaan darurat di lima wilayah utara dan tengah yang dilanda kekeringan.
Kondisi tersebut terjadi akibat gelombang panas yang parah berdampak pada pertanian dan mengancam pasokan listrik.
Suhu tinggi dan kondisi yang sangat kering telah membawa tingkat air di Po, sungai terbesar di Italia, ke titik terendah dalam 70 tahun, dilansir dari Bloomberg pada Selasa (5/7/2022).
Bahkan di tengah musim panas yang gersang secara historis di seluruh Eropa, situasi di lembah Po menonjol. Bulan-bulan tanpa hujan dan penghentian aliran salju yang mencair lebih awal dari biasanya di Pegunungan Alpen barat telah membuat petak-petak besar dasar sungai terlihat.
Pembangkit listrik tenaga air, yang biasanya memasok 15 persen dari kebutuhan negara, turun 50 persen sepanjang tahun ini.
Sementara, air dari laut Adriatik telah memasuki Po delta sepanjang 30,6 kilometer yang mengancam pasokan pertanian dan air minum. Kota-kota di Italia Utara sudah menjatah air.
Kondisi ekstrem telah menyebabkan penurunan 30 persen dalam panen musiman, termasuk hijauan, barley, biji-bijian, dan beras di wilayah tersebut.
Menurut kelompok pertanian Coldiretti, hal itu memperburuk situasi yang sudah genting untuk industri akibat perang di Ukraina.
Kekeringan di Italia semakin memburuk saat laut asin mengalir lebih jauh ke Sungai Po. Adapun, kekeringan terburuk dalam 70 tahun ini diperkirakan akan mengancam pasokan pangan dan kekuatan di Italia utara.
Pemerintah yang dipimpin oleh Perdana Menteri (PM) Mario Draghi akan menyisihkan 36,5 juta euro atau Rp571 miliar (dengan Kurs Rp15,029) untuk dana bantuan kekeringan.
PM Draghi bergegas pulang lebih awal dari pertemuan puncak North Atlantic Treaty Organization (NATO) minggu lalu untuk memimpin pertemuan tentang krisis.
Kondisi Ekstrem
Kondisi ekstrem digarisbawahi selama akhir pekan ketika lapisan es glasial runtuh di Pegunungan Alpen Italia utara terpotong di tengah rekor suhu tinggi 10 derajat Celcius (50 derajat Fahrenheit) di puncak gletser.
Sedikitnya 26 orang terjebak dan tujuh orang tewas akibat longsoran salju pada Minggu (5/7/2022), saat bongkahan gletser lepas di atas Marmolada, puncak tertinggi di jajaran Dolomites.
PM Draghi, yang melakukan perjalanan ke Pegunungan Alpen pada Senin (4/7/2022), mengatakan tragedi itu, meskipun memiliki unsur-unsur yang tidak dapat diprediksi, pasti bergantung pada kerusakan lingkungan dan situasi iklim.