Bisnis.com, JAKARTA - Perwira milisi Republik Rakyat Luhansk (LPR) Andrey Marochko mengatakan wilayahnya masih terancam dan Ukraina tidak dapat memberi keamanan di wilayah mereka.
"Kekuatan dan sarana yang tersedia untuk tentara Ukraina sekarang tidak memungkinkan kami. Sayang untuk dikatakan, namun pembebasan LPR dan pencapaian perbatasan administratifnya dapat memastikan keamanan LPR," kata Marochko dikutip dari TASS, Senin (4/7/2022).
Untuk diketahui, Luhansk merupakan wilayah separatis yang membebaskan diri dari Ukraina Timur. Wilayah tersebut bahkan diakui Rusia sebagai republik yang merdeka.
Marochko mengatakan ada kekuatan dan sarana yang dapat menghantam wilayah LPR dari wilayah Republik Rakyat Donetsk (DPR).
"Oleh karena itu, saya percaya, dan keyakinan saya yang mendalam, bahwa sekarang kita harus sejajar dengan Milisi Rakyat DPR dan Rusia. Angkatan bersenjata dan mendorong musuh mundur sebanyak yang cukup untuk mengatakan bahwa kita benar-benar aman," kata perwira itu.
Dengan begitu, LPR membuat perbatasan untuk membuat jarak aman sekitar 300 km dari pertempuran wilayah Ukraina.
Baca Juga
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu melaporkan kepada Presiden Vladimir Putin bahwa kendali atas Republik Rakyat Luhansk telah direbut.
Pasukan Rusia dan Milisi Rakyat LPR telah membentuk kendali penuh atas Lisichansk dan sejumlah pemukiman terdekat. Adapun yang terbesar yaitu Belogorovka, Novodruzhesk, Maloryazantsevo dan Belaya Gora.
Sejak awal Maret lalu, pasukan LPR melakukan serangan untuk merebut Kota Severodonetsk dan Lisichansk yang didukung oleh pasukan Rusia.
Hingga kini, pasukan LPR dan Rusia menduduki wilayah penting yang strategis di sekitar Kota Lisichansk. Masyarakat Ukraina yang tersisa di kota tersebut kehilangan kesempatan untuk berpindah.
Sebelum invasi militer Rusia di mulai pada 24 Februari lalu, wilayah yang dikendalikan LPR yaitu mencapai 8.000 km persegi atau sepertiga dari seluruh wilayah Luhansk.