Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dibanding Erdogan, Diplomasi Jokowi ke Rusia dan Ukraina Dinilai Lebih Sukses

Guru Besar UI menilai misi perdamaian Jokowi ke Ukraina dan Rusia lebih sukses dibanding Presiden Turki Erdogan.
Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kedua kanan) meninjau lokasi puing-puing kompleks Apartemen Lipky di Kota Irpin, Ukraina, Rabu (29/6/2022). ANTARA FOTO/Setpres/Agus Suparto
Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kedua kanan) meninjau lokasi puing-puing kompleks Apartemen Lipky di Kota Irpin, Ukraina, Rabu (29/6/2022). ANTARA FOTO/Setpres/Agus Suparto

Bisnis.com, JAKARTA — Guru Besar Hukum Internasional UI Hikmahanto Juwana mengatakan misi perdamaian Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Ukraina dan Rusia jauh lebih sukses dibanding yang dilakukan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

“Karena kan Turki dan Israel lagi panas-panasnya perang dan waktu itu bukan kepala pemerintahannya sendiri [yang bertemu],” jelas Hikmahanto kepada Bisnis, Senin (4/6/2022)

Untuk diketahui, pada pada Maret lalu, dua kali Erdogan memediasi pertemuan antara Rusia dengan Ukraina. Pertama pada 10 Maret, Perdana Menteri Rusia Sergei Lavrov dan Perdana Menteri Ukraina Dmytro Kuleba bertemu di Antalya, Turki. Namun, pertemuan tak berujung kesepakatan damai.

Pada 29 Maret 2022, Erdogan kembali memediasi pertemuan kedua negara di Istanbul. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin kembali tak hadir dan hanya diwakilkan oleh para negosiator. Dikutip dari France24 (8/4/2022), seorang petinggi Turki yang tak disebutkan namanya mengungkapkan jika Rusia dan Ukraina masih jauh dari kesepakatan damai.

Pada saat yang sama, hubungan bilateral antara Turki dan Israel semakin memanas, terutama setelah polisi Israel menyerang Masjid Al-Aqsa di Palestina. Erdogan sempat mengatakan Israel sebagai “negara teroris,” seperti dalam laporan aa.com.tr (14/5/2022).

Alasan-alasan tersebut yang membuat Hikmahanto merasa diplomasi Jokowi berpotensi lebih besar untuk membawa perdamaian antara Rusia dan Ukraina. Dia menambahkan, Ukraina dan Rusia juga menanti misi perdamaian Jokowi sebab kedua negara karena sudah lelah berperang.

Selain itu, Jokowi dinilai membawa pesan damai yang tulus tanpa kepentingan khusus seperti AS dan sekutunya. Menurut Hikmahanto, presiden hanya ingin agar pasokan gandum dan pupuk dari Ukraina dan Rusia kembali masuk ke pasar bebas dunia, sehingga negara-negara berkembang tak lagi menderita.

Dia memprediksi konflik bersenjata antara Rusia dan Ukraina tak akan langsung berhenti setelah kunjungan Jokowi. Namun, akan berkurang secara perlahan.

“Mudah-mudahan dalam beberapa waktu akan [datang] mulai terlihat penurunan eskalasi serangan,” tutupnya.

Sedangkan, menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin, diplomasi antara Jokowi dan Erdogan tak perlu dibandingkan. Menurutnya, baik langkah Erdogan di awal dan langkah Jokowi setelahnya saling melengkapi.

“Saya sih melihatnya, semua itu kan sebagai usaha membangun perdamaian. Semua harus dihargai,” ujar Ujang kepada Bisnis, Senin (4/7/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper