Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Datang, Perang Rusia vs Ukraina Akan Mereda?

Pengamat menilai kunjungan Jokowi ke Rusia dan Ukraina dapat meredakan perang karena kedua negara sudah lelah berperang.
Presiden Jokowi tiba di Istana Maryinsky, Kyiv disambut oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di pintu masuk Istana pada Rabu sore sekitar pukul 15.00 waktu setempat, pada Rabu (29/6/2022) - Setpres
Presiden Jokowi tiba di Istana Maryinsky, Kyiv disambut oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di pintu masuk Istana pada Rabu sore sekitar pukul 15.00 waktu setempat, pada Rabu (29/6/2022) - Setpres

Bisnis.com, JAKARTA — Guru Besar Hukum Internasional UI Hikmahanto Juwana menilai kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Ukraina dan Rusia berpotensi meredakan perang.

“Perjalanan Bapak Presiden [Jokowi] sangat positif dan mudah-mudahan menghasilkan gencatan senjata [penghentian konflik bersenjata], utamanya pengakhiran serangan oleh Rusia,” ujar Hikmahanto lewat rilis ke Bisnis, Senin (4/7/2022).

Dia melihat, baik Ukraina dan Rusia antusias akan misi perdamaian yang dibawa Presiden Jokowi, sebab kedua negara sudah lelah berperang. Terlebih lagi Rusia yang, menurut Hikmahanto, jauh lebih membutuhkan kehadiran Jokowi.

“Mereka [Rusia] butuh Presiden Jokowi agar mereka memiliki alasan utk menghentikan serangan [ke Ukraina],” jelasnya.

Hikmahanto mencontohkan langkah Amerika Serikat (AS) yang, pada 30 Agustus 2021, menarik diri secara total dari Afganistan. Penarikan pasukan AS yang tiba-tiba membuat Taliban berhasil mengambil alih kekuasaan di Afganistan.

Menurut Hikmahanto, Rusia tak mau terlihat gegabah seperti langkah AS di Afganistan. Oleh sebab itu, dia menilai, misi perdamaian yang dibawa Jokowi jadi alasan bagus untuk Rusia agar dapat menarik diri dari Ukraina.

Ditambah, Jokowi juga membawa pesan damai yang dinilai tak punya kepentingan khusus seperti AS dan sekutunya. Jokowi mengusahakan agar ekspor gandum dan pupuk dari kedua negara yang sedang berperang dapat masuk kembali ke pasar bebas, sehingga pasokan dunia, terutama di negara-negara berkembang, dapat kembali stabil.

“Bapak Presiden [Jokowi] esensinya ingin menyampaikan, terlepas dari alasan dari pihak-pihak yg terlibat dalam perang termasuk AS dan sekutunya, bahwa perang akan membawa penderitaan pada rakyat banyak di negara berkembang dan karenanya perang harus dihentikan,” jelas Hikmahanto.

Meski begitu, Hikmahanto mengingatkan bahwa konflik bersenjata antara Rusia dan Ukraina tak akan langsung berhenti, melainkan perlahan-lahan akan berkurang. Jika nantinya Ukraina dapat kembali mengekspor gandum dan Rusia dapat kembali mengekspor pupuk, maka semakin besar harapan perang akan mereda.

Di sisi lain, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin menekankan usaha Jokowi sebagai pembawa pesan damai mesti diapresiasi, meskipun nantinya perang antara Rusia dan Ukraina tetap berlanjut.

“Paling tidak ada ikhtiar, ada usaha dari pemerintah Indonesia untuk bisa ikut aktif dalam konteks perdamaian dunia sesuai yang diamanahkan konstitusi kita,” ungkap Ujang kepada Bisnis, Senin (4/7/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper