Bisnis.com, JAKARTA--Juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin Dmitry Peskov mengatakan tidak ada jamin bahwa dua veteran militer Amerika Serikat (AS) yang ditangkap di Ukraina tidak akan menghadapi hukuman mati.
“Itu tergantung pada hasil penyelidikan,” kata Peskov kepada koresponden internasional senior NBC News Keir Simmons.
Peskov menanggapi pertanyaan Keir Simmons soal apakah Alexander Drueke dan Andy Huynh akan “menghadapi nasib yang sama” seperti dua warga negara Inggris dan seorang Maroko yang dihukum mati oleh Moskow.
Keluarga Drueke, 39, dan Huynh, 27, melaporkan mereka hilang minggu lalu. Simmons mewawancarai Peskov di Moskow, di mana pemerintah membatasi wartawan di bawah ancaman hukuman penjara.
Peskov mengatakan Drueke dan Huynh "terlibat dalam kegiatan ilegal" di Ukraina, termasuk menembaki pasukan Rusia.
“Orang-orang di medan perang itu menembaki orang-orang militer kita. Mereka membahayakan nyawa mereka," katanya seperti dikutip CNBC.com, Selasa (21/6). 0Dia memastikan akan ada pengadilan dan akan ada keputusan pengadilan.
Baca Juga
“Mereka harus dihukum,” tambahnya, menyebut Drueke dan Huynh sebagai “tentara bayaran.”
Pemerintah Ukraina mengatakan pada awal Maret bahwa 20.000 orang dari 52 negara secara sukarela berperang bersama Legiun Internasional Ukraina setelah pemerintah menyerukan orang asing untuk bergabung dalam perjuangannya melawan Rusia. Hingga kini tidak diketahui berapa banyak tentara asing yang ada di negara itu sekarang.
Damien Magrou, juru bicara legiun asing, mengatakan dia tidak bisa "mengkonfirmasi atau menyangkal" apakah Drueke dan Huynh ada di pasukan itu.
Peskov juga tidak mengatakan apakah orang-orang itu ditahan di Rusia atau oleh pasukan pro-Rusia yang memerangi Ukraina di timur negara itu. Dia menambahkan bahwa mereka tidak mungkin dilindungi oleh Konvensi Jenewa yang memberikan perlindungan kepada tawanan perang karena mereka bukan bagian dari tentara reguler Ukraina.
Ibu Drueke mengatakan dalam sebuah wawancara minggu lalu bahwa putranya tidak berada di Ukraina untuk bertarung dan bahwa dia ada di sana dalam kapasitas lebih sebagai penasihat. Sedangkan tunangan Huynh mengatakan bahwa mereka telah berbicara bahwa dia akan beperang sebelum mereka bertunangan pada akhir Maret.
Pada hari Jumat, video Huynh dan Drueke disiarkan oleh RT, jaringan televisi internasional yang dikendalikan negara Rusia, yang melaporkan bahwa keduanya ditawan oleh kelompok separatis.