Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan Singapura menyatakan, seorang pelancong yang transit melalui Singapura ke Australia pada pekan lalu telah dikonfirmasi positif cacar monyet pada Senin (6/6/2022).
Dikutip melalui laman Channel News Asia, Pria tersebut berangkat dari Barcelona pada Rabu (1/6/2022) dan tiba di Bandara Changi pada hari berikutnya, Kamis (2/6/2022).
Selanjutnya, pelancong tersebut tetap berada di area transit holding di Bandara Changi sampai keberangkatannya ke Sydney pada hari yang sama. Kemudian, saat dirinya tiba di Sydney pada Jumat (3/6/2022) dirinya dinyatakan positif mengidap penyakit cacar monuet.
Adapun, dikonfirmasi bahwa pelancong tersebut tidak mengunjungi daerah lain di Bandara Changi.
“Karena kasus tidak masuk ke Singapura atau berinteraksi dengan orang-orang di komunitas, saat ini tidak ada risiko penularan komunitas yang signifikan,” ujar kementerian, dikutip dari Channel News Asia, Senin (6/6/2022).
Kendati demikian, sebagai tindakan pencegahan, kementerian menyebutkan telah melakukan pelacakan kontak untuk dua penerbangan yang terkena dampak dan mereka yang mungkin telah melakukan kontak dengan pelancong di area transit bandara.
Baca Juga
Tidak ada kontak dekat yang telah dinilai dan oleh karena itu tidak ada persyaratan untuk karantina, tambahnya.
"Namun, kami telah menempatkan 13 orang yang mungkin melakukan kontak biasa dengan si pelancong di pengawasan telepon selama 21 hari," kata kementerian.
Selain itu, orang dalam pengawasan telepon akan menerima panggilan telepon setiap hari untuk memastikan status kesehatan mereka hingga akhir periode pemantauan
“Jika mereka melaporkan gejala yang mengarah pada infeksi cacar monyet, mereka akan dinilai secara medis dan dapat dibawa ke Pusat Nasional untuk Penyakit Menular untuk evaluasi lebih lanjut.”
Sekadar informasi, Singapura terakhir mendeteksi kasus cacar monyet pada 2019, di mana seorang pria Nigeria berusia 38 tahun tiba di Singapura pada 28 April 2019 dan dinyatakan positif mengidap penyakit tersebut pada 8 Mei 2019 hingga pulih dan dipulangkan dari Pusat Nasional untuk Penyakit Menular pada 24 Mei 2019.