Bisnis.com, JAKARTA – Anggota Komisi III DPR Benny K Harman angkat bicara terkait kasus dugaan penganiayaan yang dilakukannya, terhadap karyawan restoran Mai Cenggo di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dikutip dari Instagram @bkh.id, dengan tegas Benny menyanggah dugaan penganiayaan tersebut. Benny menyebutkan bahwa dirinya hanya mendorong wajah karyawan resto tersebut sebanyak satu kali.
Lebih lanjut, Politisi Partai Demokrat tersebut memastikan bahwa dirinya tidak melakukan kekerasan secara berulang kali sebagaimana kesaksian yang disampaikan oleh Manager restoran Mai Cenggo.
“Saya mendorong mukanya si karyawan dan mengingatkan agar perlakuan terhadap pengunjung harus sopan dan santun,” jelas Benny dikutip dari @bkh.id, Jumat (27/5/2022).
Untuk diketahui, kasus tersebut bermula ketika Benny dan keluarganya akan tengah makan siang di restoran Mai Cenggo sekitar pukul 12.30 waktu setempat. Setibanya di restoran itu, Benny menyebutkan bahwa rombongannya langsung diarahkan ke ruangan VIP.
“Kami memilih sendiri tempat atau meja yang ada dan kami tidak duduk di meja yang ada tulisan sudah direservasi. Kami juga tidak menerima pemberitahuan apapun dari pihak resto bahwa meja tersebut sudah direservasi,” ucap Benny.
Setelah 15 menit duduk di meja tersebut dan menunggu pesanannya datang, Benny beserta rombongan tiba-tiba diminta untuk meninggalkan ruangan tersebut, dengan alasan bahwa ruangan itu telah direservasi.
“Saya tanya mengapa kami disuruh keluar, apakah kami tidak diperkenankan makan di ruangan yang ber-AC?” katanya.
Berdasarkan keterangan tertulisnya, Benny mengatakan bahwa dirinya memang tengah memakai pakaian yang kurang rapih, yakni dengan hanya menggunakan celana pendek dan baju kaos.
Merasa diperlakukan tidak adil, Benny bermaksud bertemu dengan manager atau pemilik restoran tersebut, untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi dan menghindari terjadinya kesalahpahaman.
Tak kunjung mendapatkan penjelasan, Benny dan rombongan kembali mendatangi pihak front desk dan meminta agar pihaknya dapat bertemu dengan manager atau pemilik resto tersebut.
Berdasarkan informasi yang diterimanya, diketahui bahwa tamu tersebut baru melakukan reservasi via telepon setelah dirinya dan keluarga telah menempati meja tersebut.
“Kami menyampaikan bahwa kami telah diperlakukan dengan cara yang biadab alias tidak beradab atas diri kami. Ini kan daerah destinasi pariwisata super premium, kalau kami diperlakukan begini, apalagi rakyat kecil,” ujarnya.
Setelah meluapkan kekecewaannya, Benny kembali meminta pihak restoran untuk dapat mempertemukannya dengan manager atau pemilik restoran. Namun sayangnya, diketahui bahwa manajer restoran itu tengah berada di Denpasar, Bali.
Adapun, Benny kemudian bertanya kepada salah satu karyawan resto tersebut. Dia menanyakan kepada karyawan itu mengenai siapakah orang yang menyuruhnya untuk mengeluarkan rombongannya dari ruangan tersebut.
“Dia tidak menjawab, saya kemudian mendorong muka karyawan dan mengingatkan agar perlakuan terhadap pengunjung harus sopan dan santun,” katanya