Bisnis.com, JAKARTA - India melarang ekspor gandum andalannya guna mengatasi kendala pasokan. Hal itu dilakukan untuk memastikan ketahanan pangan dalam negeri yang terancam akibat perang Rusia dan Ukraina.
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri India mengatakan dalam pemberitahuan tertanggal 13 Mei bahwa ekspor masih akan diizinkan ke negara-negara yang membutuhkan gandum untuk kebutuhan ketahanan pangan dan berdasarkan permintaan pemerintah mereka. Semua pengiriman baru setelah itu akan segera dihentikan.
Menteri Pangan Sudhanshu Pandey mengatakan pada konferensi pers pada Sabtu (14/5) bahwa harga gandum lokal yang lebih tinggi mendorong larangan tersebut dan bahwa biaya kemungkinan akan turun setelah langkah tersebut. Kebijakan tersebut akan memungkinkan beberapa pasokan dialihkan ke orang-orang yang membutuhkan dan rentan di seluruh dunia.
Keputusan untuk menghentikan ekspor gandum menyoroti kekhawatiran India tentang inflasi yang tinggi, menambah serentetan proteksionisme pangan sejak perang dimulai. Pemerintah di seluruh dunia berusaha untuk memastikan pasokan makanan lokal dengan harga pertanian melonjak. Indonesia telah menghentikan ekspor minyak sawit, sedangkan Serbia dan Kazakhstan memberlakukan kuota pada pengiriman biji-bijian.
Membatasi ekspor akan menjadi hambatan bagi ambisi India untuk menguangkan reli gandum global. Negara-negara pengimpor telah melihat ke India untuk pasokan, dengan pembeli utama Mesir baru-baru ini menyetujui negara Asia Selatan sebagai asal impor gandum.
Menteri Pertanian Jerman Cem Oezdemir mengatakan dia dan rekan-rekan G7-nya telah membahas "dengan keprihatinan" pada hari Sabtu mengenai keputusan Indonesia untuk membatasi ekspor minyak sawit maupun langkah India untuk menghentikan ekspor gandum.
“Jika kita semua mulai memberlakukan batasan ekspor ini, atau bahkan menutup pasar, itu hanya akan memperburuk krisis. Ini juga merugikan India sendiri dan para petani di sana karena tentu saja itu berarti naiknya harga,” kata Oezdemir pada konferensi pers di Stuttgart, dikutip dari Bloomberg, Sabtu (14/5/2022).
Seorang analis biji-bijian di Thomas Elder Markets yang berbasis di Melbourne, Andrew Whitelaw menambahkan bahwa dia skeptis mengenai masuknya volume ekspor gandum yang dari India.
“Kami sekarang memiliki perjanjian dengan pemasok lain yang aman dari perselisihan dalam arus perdagangan global. Dunia mulai kekurangan gandum. Saat ini, gandum musim dingin AS dalam kondisi buruk, pasokan Prancis mengering dan ekspor Ukraina terhambat,” terang Whitelaw
Bloomberg News melaporkan awal bulan ini bahwa gelombang panas yang memecahkan rekor telah merusak hasil gandum di seluruh negara Asia Selatan, mendorong pemerintah untuk mempertimbangkan pembatasan ekspor. Kementerian pangan mengatakan tidak melihat kebutuhan untuk mengontrol ekspor, bahkan ketika pemerintah memangkas proyeksi produksi gandum India.