Bisnis.com, JAKARTA – Sembilan puluh satu persen karang Great Barrier Reef di wilayah Australia mengalami kerusakan karena pemutihan.
Kerusakan tersebut merupakan dampak dari fenomena gelombang panas pada musim panas yang berkepanjangan di negara tersebut.
Pertama kalinya terumbu karang di wilayah tersebut mengalami pemutihan selama siklus cuaca La Nina ketika suhu yang lebih dingin biasanya diharapkan.
Melansir channelnewsasia.com Rabu (11/5/2022), berdasarkan laporan Reef Snapshot ditemukan perincian baru mengenai kerusakan yang disebabkan oleh pemutihan massal keempat, yang dialami sistem terumbu karang terbesar di dunia tersebut sejak 2016.
“Perubahan iklim semakin meningkat, maka dari itu terumbu karang sudah mengalami konsekuensinya hari ini,” laporan itu memperingatkan.
Otoritas Taman Laut Great Barrier Reef telah melakukan survei ekstensif terhadap terumbu karang yang terdaftar sebagai warisan dunia pada September 2021 dan Maret 2022.
Baca Juga
Survei itu menunjukkan bahwa setelah air laut mulai menghangat pada Desember lalu, ketiga wilayah utama terumbu karang mulai mengalami pemutihan.
Disebutkan, karang yang mengalami keputihan akan memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi, meskipun terumbu karang yang terkena dampak sedang masih dapat pulih.
Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Otoritas Taman Laut Great Barrier Reef, sebanyak 654 dari total 719 terumbu karang telah menunjukkan beberapa tingkat pemutihan karang.
Menanggapi hal ini, Komite Warisan Dunia PBB akan memutuskan apakah terumbu karang akan dimasukkan ke dalam daftar Warisan Budaya Dalam Bahaya pada Juni 2022.