Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Update Perang Rusia Vs Ukraina: Tukar Tawanan Perang, Rusia Serahkan 33 Tentara

Rusia telah menyerahkan 33 tentara Ukraina, termasuk 13 perwira, dalam pertukaran tawanan perang, demikian disampaikan Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk.
Tawanan perang Ukraina bersiap untuk ditukarkan dengan anggota separatis pro-Rusia di dekat desa Zholobok, kawasan Luhansk, Ukraina timur, Sabtu (21/2/2022). Presiden Rusia Vladimir Putin melalui telekonferensi bersepakat dengan kepala negara Prancis, Jerman, dan Ukraina untuk menggunakan pengaruhnya terhadap separatis untuk memulai pertukaran tawanan dengan Ukraina, kata seorang juru bicara Jerman 19 Februari lalu/Antara-Reuters
Tawanan perang Ukraina bersiap untuk ditukarkan dengan anggota separatis pro-Rusia di dekat desa Zholobok, kawasan Luhansk, Ukraina timur, Sabtu (21/2/2022). Presiden Rusia Vladimir Putin melalui telekonferensi bersepakat dengan kepala negara Prancis, Jerman, dan Ukraina untuk menggunakan pengaruhnya terhadap separatis untuk memulai pertukaran tawanan dengan Ukraina, kata seorang juru bicara Jerman 19 Februari lalu/Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Rusia telah menyerahkan 33 tentara Ukraina, termasuk 13 perwira, dalam pertukaran tawanan perang, demikian disampaikan Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk, Kamis (28/4/2022).

"Kita juga membawa pulang 12 warga sipil," tulis Vereshchuk di aplikasi perpesanan Telegram.

Lima dari tentara yang dipertukarkan pada Kamis (28/4/2022) tersebut mengalami cedera, katanya.

Vereshchuk tidak menyebut berapa banyak warga Rusia yang dikembalikan dalam pertukaran itu.

Sementara itu, Rusia menembakkan dua rudal ke Ibu Kota Ukraina, Kyiv saat kunjungan Sekjen PBB Antonio Guterres. Satu rudal mengenai bangunan tempat tinggal sehingga menyebabkan korban tewas dan luka-luka.

Ledakan itu mengguncang distrik Shevchenko di bagian tengah Kyiv. Tiga yang terluka sehingga dilarikan ke rumah sakit, kata Walikota Vitali Klitschko dalam sebuah posting Twitter. Laporan lainnya menyebutkan satu orang meninggal dunia.

Menteri Pertahanan Oleksii Reznikov dan Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba mengatakan ledakan itu disebabkan oleh rudal Rusia. Ledakan itu terjadi setelah Sekjen PBB Guterres menyelesaikan pembicaraan dengan Presiden Ukraina Volodomyr Zelensky yang fokus pada upaya untuk mengevakuasi warga sipil dari pelabuhan selatan Mariupol yang dikepung Rusia.

Guterres mengatakan kepada penyiar televisi Portugis RTP ketika ditanya tentang ledakan itu: "Ada serangan di Kyiv. Serangan itu mengejutkan saya, bukan karena saya di sini tetapi karena Kyiv adalah kota suci bagi orang Ukraina dan Rusia, katanya seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Jumat (29/4/2022).

Sedangkan Kepala Staf Zelenskyy, Andriy Yermak mengatakan ledakan itu adalah "bukti bahwa kami membutuhkan kemenangan cepat atas Rusia.

“Kami harus bertindak cepat, lebih banyak senjata, lebih banyak upaya kemanusiaan karena setiap hari Ukraina membayar harga tinggi untuk perlindungan. demokrasi dan kebebasan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper