Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi: Indonesia Bakal Hadapi Ketidakstabilan Politik dan Ekonomi

Ketidakstabilan politik dan ekonomi global menjadi tantangan bagi Indonesia yang sedang berupaya pulih dari pandemi Covid-19.
Presiden Jokowi saat berpidato pada World Economic Forum, Kamis (20/01/2022), secara virtual, dari Istana Kepresidenan Bogor, Jabar. - Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr.rn
Presiden Jokowi saat berpidato pada World Economic Forum, Kamis (20/01/2022), secara virtual, dari Istana Kepresidenan Bogor, Jabar. - Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr.rn

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa Indonesia akan menghadapi situasi yang tidak mudah. Ketidakstabilan politik dan ekonomi global menjadi tantangan.

"Tahun ini dan tahun depan, kita akan menghadapi situasi yang tidak mudah, situasi yang tidak gampang. Situasi ekonomi dan situasi politik global yang mengalami gejolak yang penuh dengan ketidakpastian," katanya saat meresmikan pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2022 secara daring, Kamis (28/4/2022).

Lebih lanjut, Jokowi mengatakan, pandemi Covid-19 belum sepenuhnya berakhir, bahkan beberapa negara masih bergulat menghadapi penyebaran Covid-19, bahkan masih melakukan lockdown.

"Kemudian terjadi gangguan rantai pasok yang dampaknya kemana-mana, belum lagi dunia yang dihantam perang antara Rusia dan Ukraina, yang memunculkan krisis energi dan krisis pangan. Dan, akhirnya inflasi global meningkat tajam," ujarnya.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa pun menyampaikan, saat ini Indonesia masih menghadapi tantangan penting dalam rangka percepatan pembangunan ekonomi sebagai dampak pandemi Covid-19, yang juga dihadapi banyak negara di dunia.

Selain itu, konflik Ukraina dan Rusia juga telah menimbulkan berbagai permasalahan baru, termasuk terganggunya rantai pasok komoditas energi.

"Di tengah-tengah tantangan pembangunan baik di tingkat global dan regional, alhamdulillah perkembangan Covid-19 di Indonesia menimbulkan kecenderungan yang relatif terus menurun dan terkendali. Berbagai indikator pembangunan juga menunjukkan perbaikan," katanya.

Dia mengatakan, kondisi ini membangkitkan optimistis pemerintah untuk melakukan percepatan pemulihan dan tumbuh sehingga mampu menuju pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.

"Untuk itu, pelaksanaan Musrenbang tahun ini menjadi sangat penting sebagai upaya mewujudkan rencana kerja pemerintah pada 2023 yang responsif, adaptif, dan mampu menghadapi tantangan yang kita hadapi bersama," kata Suharso.

Dia melanjutkan, situasi ekonomi global diwarnai kenaikan suku bunga The Fed pada awal Mei, kekhawatiran penurunan ekonomi global akibat pengetatan di China makin meluas dan Rusia balas dendam menghentikan ekspor gas ke Polandia dan Bulgaria.

Moskow pada minggu ini menjadikan energi sebagai senjata terhadap negara-negara yang menentang invasi.

Raksasa energi Rusia, Gazprom pun mengatakan pada Rabu (27/4) bahwa pihaknya menghentikan pasokan gas ke Bulgaria dan Polandia.

Alhasil, Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan Rusia menggunakan bahan bakar fosil untuk memeras Uni Eropa (UE). Namun Komisi Eropa mengatakan era bahan bakar fosil Rusia di Eropa akan berakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper