Bisnis.com, JAKARTA – PDI Perjuangan (PDIP) menyajikan gorengan dalam acara buka bersama sekaligus ngaji bareng.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa gorengan yang disediakan partainya memakai minyak goreng kelapa, bukan minyak sawit mentah atau CPO yang saat ini harganya mahal dan sempat langka.
“Gorengannya pakai minyak kelapa. Kebetulan Pak Hasto Wardoyo [dokter yang juga Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional] mengirim dua penelitian ke saya bahwa minyak goreng dari kelapa itu jauh lebih baik daripada minyak goreng dari CPO,” katanya usai buka bersama di Jakarta, Minggu 10/4/2022).
Hasto menjelaskan bahwa dua penelitian itu yang kemudian dijadikan pegangan PDIP dan disebarkan kepada kader tentang manfaat minyak kelapa.
Meski punya manfaat lebih baik, PDIP belum akan mendesak pemakaian minyak kelapa secara nasional. Yang mereka lakukan adalah langkah proaktif.
“Misalnya beberapa kepala daerah dari PDIP mengadakan kerja sama dengan perguruan tinggi untuk meneliti minyak kelapa dan mengadakan unit operation untuk merancang bagaimana mengolah minyak kelapa tersebut,” jelasnya.
Baca Juga
Berdasarkan pantauan Bisnis.com di acara buka bersama, gorengan yang disajikan adalah bakwan, tahu, dan pisang.
Soal minyak goreng ramai karena Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengomentari ibu-ibu yang rela antre demi mendapatkannya.
Setelah ramai, Megawati mengatakan bahwa dirinya merasa pernyataannya mengenai kenaikan harga minyak goreng lalu menyarankan mengubah metode memasak, telah disalahartikan dan cenderung dipolitisasi.
Megawati mengatakan dirinya bicara soal kenaikan harga minyak goreng justru karena trenyuh melihat informasi di pemberitaan soal ibu-ibu yang antre membeli minyak gireng sejak subuh.
“Terus kan saya bertanya, nanti kan pas anak-anaknya pulang sekolah, apakah ibunya ini sudah masak? Itu sebenarnya pertanyaan besar saya sebenarnya. Oleh sebab itulah saya mengintrodusir (soal memasak tanpa minyak goreng). Nanti ada lagi yang bilang ‘oh Bu Mega bilang ndak boleh memasak dengan minyak goreng’. No,” katanya, Senin (28/3/2022).
Dia meminta agar pernyataannya tak dipotong-potong. Karena bila dipotong-potong, maksud sebenarnya justru tak tersampaikan.
“Jangan dong rakyat diombang-ambing dengan sebuah permainan politik yang menimbulkan pro dan kontra. Ajari mereka yang baik, kalian yang ada mendengarkan saya, ajari mereka yang baik, kalian yang mendengarkan saya harus berbicara seperti itu,” ujar Megawati.
Dalam pengarahannya itu, Megawati sempat bicara soal pangan telur. Menurutnya, telur tak hanya digoreng. Namun bisa juga dikukus dan direbus.
“Anak anak itu disehatkan kembali dengan makanan yang apa ya, murah meriah, seperti telur. Sampai saya itu suka mikir, apa gak ada ya, kayaknya musti telor goreng. Aduh, ngapain sih telor aja pakai telor goreng? Kan bisa dikukus, sampai direbus bisa. Dipanggang bisa,” bebernya.
Megawati bahkan menjelaskan pengalamannya sendiri sebagai ibu rumah tangga yang haris menyediakan makanan bergizi buat anak-anaknya. Misalnya Megawati menyampaikan bagaimana sebaiknya menyajikan dan membagikan potongan ayam dan ikan untuk keluarga. Untuk suami dan anak-anak.
“Itu tergantung kreativitas kita memasakkan untuk keluarga. Nanti deh kapan kapan deh supaya jangan mulut saya aja yang ngomong, saya akan praktekan supaya kalian lihat, saya ini bisa masak atau tidak? Saya ini ngerti banget, yang namanya managemen urusan rumah tangga itu,” beber Megawati.
Atas ramainya soal itu, Megawati mengatakan dirinya sedih karena pernyataannya dipotong dan dikesankan dirinya tidak tahu berempati.
“Saya sedihnya saya kok diprokontrakan sama ibu-ibu," katanya.