Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Inggis Boris Johnson akhirnya angkat bicara terkait dengan pernyataan Presiden AS mengenai rezim Presiden Rusia Vladimir Putin dan invasinya ke Ukraina.
Johnson menegaskan Inggris tidak bertujuan untuk mengubah rezim di Rusia atau untuk mencopot Presiden Vladimir Putin. Menurutnya, tujuan Inggris adalah untuk membantu melindungi Ukraina dalam perang.
Presiden AS Joe Biden sebelumnya mengatakan bahwa Putin tidak bisa tetap berkuasa. Dia mengatakan kata-katanya mencerminkan kemarahan moralnya atas invasi Rusia ke Ukraina dan bukan perubahan kebijakan AS.
Ditanya tentang komentar Biden, Johnson mengatakan dia mengerti frustrasi yang dirasakan orang tentang Putin.
"Menginginkan perubahan pemerintahan itu sendiri bukanlah hal yang tercela ... itulah tujuan dari banyak politik demokratis," kata Johnson kepada anggota parlemen pada sidang komite, seperti dikutip dari Channel News Asia.
"Tapi mari kita perjelas, itu bukan tujuan pemerintah Inggris, dan sangat, sangat penting bahwa semua orang mendapatkan ini. Kami hanya berangkat untuk membantu melindungi rakyat Ukraina, dan untuk melindungi mereka dari tindakan biadab dan tidak masuk akal," tegasnya.
Baca Juga
Beberapa pemimpin G7 telah mempertahankan dialog langsung dengan Putin. Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Sholz telah menelepon presiden Rusia sejak perang dimulai.
Ditanya apakah Macron telah berbicara terlalu lama dengan Putin, Johnson mengatakan bahwa G7 dan NATO harus diprioritaskan. Dia mengatakan pertanyaan tentang nilai negosiasi itu adalah pertanyaan terbuka.
"Pandangan saya adalah, bahwa Putin jelas tidak bisa dipercaya," kata Johnson.
Johnson mengatakan tekanan harus dipertahankan pada Putin melalui sanksi bahkan jika gencatan senjata disepakati. “Saya tentu tidak berpikir bahwa Anda dapat mengharapkan G7 mencabut sanksi hanya karena ada gencatan senjata di Ukraina. Itu lagi-lagi langsung menjadi pedoman Putin,” kata Johnson.
"Dalam pandangan saya, kita harus terus mengintensifkan sanksi dengan program bergulir sampai setiap pasukan Rusia keluar dari Ukraina."