Bisnis.com, JAKARTA – Juru bicara Wakil Presiden (Jubir Wapres) Masduki Baidlowi menyebutkan, penguatan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror di Papua kian mendesak dalam percepatan kesejahteraan di provinsi tersebut.
Dia mengatakan, Pemerintah membutuhkan situasi aman dan stabil bagi percepatan pembangunan di Bumi Cenderawasih.
“Wapres (Ma’ruf Amin) yang mendapat tugas khusus tentang percepatan kesejahteran di Papua, memerlukan suasana yang aman dan stabil,” katanya kepada wartawan, Senin (21/2/2022).
Sekadar informasi, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) merencanakan penambahan personel Densus 88 Antiteror sebanyak 1.500-2 ribu anggota. Penambahan personel akan dilakukan di 34 markas Polisi Daerah (Polda), termasuk Papua, dan Papua Barat.
Masduki mengatakan, penguatan Densus 88 dinilai kian mendesak lantaran selama ini lembaga tersebut diyakini sudah terbukti efektif melakukan langkah pencegahan dan penindakan.
“Ini terkait dengan ancaman terorisme terus penting diwaspadai,” katanya
Penyebabnya, dia menjelaskan bahwa aksi teror tidak terbatas pada gerakan berbasis paham agama.
“Terorisme tidak terbatas pada gerakan berbasis paham agama saja. Gerakan berbasis separatism, seperti di Papua dan Papua Barat, juga dikategorikan teroris yang juga sangat berbahaya,” ujarnya
Masduki menyampaikan Wapres mengakui ada kekhawatiran sebagian kalangan terhadap penguatan Densus 88. Namun, hal itu bisa diantisipasi dengan kontrol masyarakat.
“Semua bisa dipantau terbuka. Disampaikan terbuka. Kita bisa sama-sama membantu Densus 88 agar bekerja profesional, termasuk dengan mengoreksi bila terjadi kesalahan,” kata Masduki.