Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan, bahwa Rusia melakukan rekayasa untuk membenarkan dimulainya perang dan bersiap untuk meluncurkan serangan ke Ukraina dalam beberapa hari mendatang.
Karena itu, Blinken mendesak Moskow untuk mengubah rencananya pada pertemuan Dewan Keamanan PBB yang tegang kemarin.
Dia sendiri mengubah rencana perjalanannya, sehingga bisa berbicara pada pertemuan PBB dan akan merinci keterangan intelijen AS tentang upaya Rusia untuk mengarang dalih untuk invasi.
Dia berupaya untuk "mempengaruhi Rusia untuk meninggalkan jalur perang dan memilih jalan yang berbeda sementara masih ada waktu.
"Saya di sini hari ini bukan untuk memulai perang, tetapi untuk mencegahnya," kata Blinken seperti dikutip CNN.com, Jumat (18/2).
Amerika Serikat menyatakan bukti di perbatasan Ukraina menunjukkan bahwa Rusia "bergerak menuju invasi yang akan segera terjadi" dan tidak menarik pasukan, terlepas dari klaim Moskow.
Baca Juga
Komentar dari Blinken dan pejabat tinggi AS lainnya pada hari Kamis (17/2/2022), termasuk peringatan blak-blakan Presiden Joe Biden bahwa dia yakin serangan akan terjadi "dalam beberapa hari ke depan", menandai urgensi yang lebih besar dari pemerintahan Biden bahwa tindakan Rusia mengindikasikan Kremlin bergerak maju dengan rencana perang.
"Setiap indikasi yang kami miliki adalah bahwa mereka siap untuk pergi ke Ukraina, menyerang Ukraina," kata Biden kepada wartawan saat meninggalkan Gedung Putih kemarin.
Rusia sekali lagi menepis anggapan bahwa pihaknya sedang bersiap untuk menyerang Ukraina dan menyebut tuduhan itu sebagai "tuduhan tak berdasar."
Langkah Rusia
Dalam pidatonya di Dewan Keamanan, Blinken memaparkan beberapa langkah yang diperkirakan AS akan diambil Rusia dalam beberapa hari mendatang dalam upaya untuk membenarkan tindakan militer di Ukraina.
Dia mengatakan, Moskow kemungkinan akan mencoba membuat dalih untuk perang, yang bisa berupa pengeboman teroris yang dibuat-buat di dalam Rusia, penemuan kuburan massal atau serangan pesawat tak berawak yang direkayasa.
"Rusia mungkin menggambarkan peristiwa ini sebagai pembersihan etnis atau genosida, mengolok-olok konsep yang tidak kami anggap enteng," kata Blinken.
Dia menyebut, bahwa pejabat tinggi Rusia kemungkinan akan mengadakan pertemuan mendesak sebelum serangan yang akan mencakup pemboman Rusia di seluruh Ukraina dan serangan siber.
Blinken mengatakan AS yakin Moskow telah memilih target yang akan didatangi tank dan pasukan Rusia, termasuk Ibu Kota Ukraina, Kyiv.
Blinken mengakui bahwa beberapa orang telah mempertanyakan informasi darinya. Namun, dia mengatakan AS akan lega jika prediksi itu terbukti salah dan Rusia berubah arah.
"Informasi yang saya sajikan di sini divalidasi oleh apa yang telah kami lihat terungkap di depan mata kami selama berbulan-bulan," kata Blinken.
“Ingat bahwa meski Rusia telah berulang kali menganggap peringatan kami sebagai melodrama dan omong kosong, namun mereka terus mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di perbatasan Ukraina,” tambahnya.