Bisnis.com, JAKARTA--Rusia mengirim ribuan tentara lagi ke perbatasannya dengan Ukraina sebagai tanda bahwa Vladimir Putin akan memperpanjang krisis dan PM Inggris Boris Johnson memperingatkan situasinya "sangat, sangat berbahaya".
Pejabat Inggris memperkirakan bahwa 14 batalyon Rusia telah menuju ke perbatasan Ukraina yang masing-masing berjumlah sekitar 800 tentara seperti dikutip TheGuardian.com, Selasa (15/2/2022).
Mereka bergabung dengan 100 batalyon yang berkumpul di perbatasan sebagai kekuatan yang sudah diyakini mampu meluncurkan invasi.
Para menteri berpandangan bahwa presiden Rusia belum memutuskan untuk menyerang Ukraina dan mungkin tidak akan pernah melakukannya.
Tetapi penumpukan pasukan yang berkelanjutan lebih dari 150.000 mendorong Johnson untuk mempersingkat perjalanan ke Cumbria untuk memimpin pertemuan darurat kerjasama pertahanan Cobra pada hari Selasa.
Pada Senin malam, perdana menteri berbicara dengan Presiden AS Joe Biden dan menyimpulkan bahwa “masih ada jendela penting untuk diplomasi dan bagi Rusia untuk mundur dari ancamannya terhadap Ukraina”.
Baca Juga
Inggris mengatakan keduanya menekankan pentingnya persatuan. Baik Inggris maupun AS tidak akan mengirim pasukan secara langsung untuk membela Ukraina, namun bersikeras bahwa setiap serangan Rusia lebih lanjut "akan mengakibatkan krisis yang berkepanjangan bagi Rusia".
Sebelumnya, Johnson mengatakan: “Ini adalah situasi yang sangat, sangat berbahaya, sulit. Kami berada di tepi jurang, tetapi masih ada waktu bagi Presiden Putin untuk mundur.”
Dia mengatakan penting bagi sekutu Barat untuk tetap bersatu dalam menghadapi tekanan Rusia. Keanggotaan NATO bagi ukraina tidak dapat "ditawar" sebagai bagian dari upaya para pemimpin Barat, tambahnya.
Rusia telah berkomitmen sekitar 60% dari pasukan daratnya untuk membangun dan menggandakan kekuatan udara yang tersedia di kawasan itu, tetapi Putin dapat memperpanjang krisis selama berminggu-minggu atau bahkan lebih lama.