Bisnis.com, JAKARTA - Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Abdul Kadir menyampaikan bahwa pihaknya tengah mendalami jumlah tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19 varian Omicron.
"Saya sudah minta ke RS swasta untuk skrining terhadap nakesnya, sedangkan RS negeri juga sama dan jumlahnya tidak terlalu besar," kata Abdul dalam konferensi pers, Kamis (10/2/2022).
Lebih lanjut, Abdul juga menyampaikan bahwa rasio positif tenaga kesehatan yang dites Covid-19 dibawah 10 persen. Dia memastikan hingga saat ini belum ada laporan nakes yang meninggal akibat terinfeksi varian Omicron.
Abdul juga menyatakan bahwa nakes yang terpapar ternyata bukan terjadi di rumah sakit sehingga pemerintah berupaya mencarikan solusinya.
"Kami akan bekerja sama dengan Kemenparekref untuk menyediakan hotel untuk tempat tinggal nakes sementara sehingga tidak membawa virus ke rumah," ujarnya.
Abdul mengatakan gelombang varian Omicron tidak separah gelombang varian Delta karena gejalanya lebih ringan, bahkan ada yang tanpa gejala.
Namun, dia menyatakan bahwa pengawasan perlu dilakukan kepada kelompok rentan yakni lansia, masyarakat yang memiliki komorbid, anak-anak, dan mereka yang belum divaksinasi.
Meski gejala varian Omicron lebih ringan, tapi dia mengimbau masyarkat untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes). Pasalnya, dia memperkirakan puncak kasus Omicron di Indonesia akan terjadi pada 1-3 minggu ke depan.
"Kemungkinan peak-nya 1-3 minggu ke depan" ujar Abdul.