Bisnis.com, JAKARTA – Konglomerat Chairul Tanjung mengaku dirinya tidak berinteraksi maupun mengadopsi media sosial. Apa sebenarnya alasan bos Trans Corp ini enggan menggunakan media sosial?
Chairul Tanjung mengatakan perubahan demografi Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia memberikan dampak terhadap ketimpangan dalam menghadapi teknologi dan arus informasi.
“Berubahnya demografi SDM Indonesia, generasi saya baby boomers sudah masuk sebagai kolonial yang gaptek (gagap teknologi), tetapi terpaksa mengadopsi teknologi,” kata Chairul dalam Konvensi Media Massa Hari Pers Nasional (HPN) 2022, dikutip melalui Youtube Dewan Pers Official, Selasa (8/2/2022).
Dia melanjutkan, generasi mereka kesulitan dalam menggunakan media sosial, khususnya dalam mengunggah informasi atau konten yang ingin disampaikan ke publik.
“Orang seperti kami memakai media sosial seperti Facebook, Instagram, TikTok dan lain sebagainya pasti kontennya diketawain sama anak milenial, karena dianggap tidak pas di mana konten yang kami adopsi,” ujarnya.
Oleh sebab itu, Chairul mengakui hal tersebut yang menjadi alasan bagi dirinya untuk tidak berinteraksi atau menggunakan media sosial.
“Ini alasan saya tidak pernah menggunakan media sosial karena saya tau diri, daripada saya ditertawakan anak atau generasi milenial sehingga saya menahan diri untuk tidak menggunakan media sosial,” ucap Chairul.
Chairul Tanjung masuk ke posisi tiga besar orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes pada awal tahun ini. Di dalam daftar miliarder real-time versi Forbes yang dikutip Jumat (7/1/2022), kekayaan CT naik US$16 juta menjadi US$7,5 miliar atau setara dengan Rp107,62 triliun.
Peringkat kekayaan CT berada di bawah kakak-beradik pemilik Grup Djarum yaitu R. Budi Hartono senilai US$21,9 miliar dan Michael Hartono senilai US$21 miliar.
Adapun, bulan lalu peringkat kekayaan CT berada di peringkat ke-6 dengan total kekayaan US$5,5 miliar. Kenaikan kekayaan pemilik CT Corp itu ternyata tak lepas dari kenaikan harga saham entitas anaknya yaitu PT Allo Bank Tbk. (BBHI).
Baca Juga : Chairul Tanjung Jadi Orang Terkaya Ketiga di Indonesia Versi Forbes, Efek Naiknya Harga BBHI? |
---|
Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) untuk Sensus Penduduk 2020 sepanjang Februari—September 2020, jumlah penduduk Indonesia didominasi usia muda.
Dikutip dari Hasil Sensus Penduduk 2020, jumlah generasi Z yang merujuk pada penduduk yang lahir di periode kurun 1997—2012 mencapai 75,49 juta jiwa atau setara dengan 27,94 persen dari total seluruh populasi penduduk di Indonesia.
Sementara itu, jumlah penduduk paling dominan kedua berasal dari generasi milenial yaitu mereka yang lahir pada kurun 1981—1996 sebanyak 69,38 juta jiwa penduduk atau sebesar 25,87 persen.
Selanjutnya, generasi X atau jumlah penduduk Indonesia yang lahir dalam kurun 1965—1980 adalah sebanyak 58,65 juta jiwa atau 21,88 persen.
Adapun, jumlah generasi Baby Boomer mencapai 11,56 persen, sementara generasi Pre-Boomer atau lahir sebelum 1945, mencapai 1,87 persen.