Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vaksinasi Tidak Dapat Mencegah Infeksi Covid-19? Ini Jawaban Ahli

Orang yang telah menjalani vaksinasi masih lebih terlindungi dibandingkan orang yang divaksinasi.
Ilustrasi pria menerima suntikan vaksin booster atau vaksin dosis ketiga/Freepik
Ilustrasi pria menerima suntikan vaksin booster atau vaksin dosis ketiga/Freepik

Bisnis.com, JAKARTA-Ahli Patologi Klinis Tonang Dwi Ardyanto menjawab beberapa pihak yang kerap mempertanyakan mengapa orang-orang yang sudah divaksinasi tetap terinfeksi Covid-19.

Menurut Tonang, pada tahap kemungkinan paling ekstrem sekalipun, 98,5 persen orang yang sudah tervaksinasi lengkap, mampu terhindar dari infeksi.

“Atau paling ekstrem lagi bila dianggap khusus pada yang sudah tervaksinasi lengkap, terinfeksi dengan kasus sebenarnya 30 kali lipat dari laporan, maka B-infection rate adalah 4,23%. Tetap saja, setidaknya 95,7% yang sudah divaksinasi lengkap, mampu tercegah dari infeksi covid,” ujar Tonang seperti dilihat dari akun Twitternya @tonangardyanto, Minggu (6/2/2022).

Menurut Tonang, memeng sebelumnya uji klinik  terkait vaksin ditujukkan untuk mencegah gejala, bukan melindungi dari infeksi. Namun setelah setahun penggunaan, terdapat data yang bisa dianalisa terkait kemampuan vaksin melawan infeksi virus. 

Kemudian, Tonang pun membuat simulasi saat setelah vaksinasi Indonesia berjalan 1 tahun. Berdasar data kasus Covid-19 Indonesia, dari 1 Januari sampai 4 Februari 2022, terdapat 183.974 kasus baru secara kumulatif. Bila jumlah sebenarnya dianggap adalah 10 kali lipat, maka total kasus kumulatif 1.839.740.

“Jumlah yang yang sudah tervaksinasi lengkap sampai saat ini adalah 48% [130.462.639] sedangkan total yang minimal sudah 1 dosis adalah 68% [186.205.028]. Bila pada yang sudah tervaksinasi ini terinfeksi covid lagi, maka disebut Breakthrough Infection [angkanya kita sebut saja B-Infection rate],” paparnya.

Simulasi pertama, kata dia, seandainya dianggap semua kasus baru itu terjadi pada yang sudah tervaksinasi minimal 1 dosis, maka B-infection rate  1.839.740 / 186.205.028 = 0,99 persen.

“Simulasi kedua. Seandainya, jumlah kasus baru itu proporsional [68% atau 13 dari 18 kasus pada kelompok tervaksinasi dan 32% atau 5 dari 18 kasus pada kelompok belum divaksinasi], maka B-Infection rate sebesar [68% x 1.839.740] / 186.205.028 = 0,68%. Makin kecil. Atau, makin banyak yang tercegah infeksi pada kelompok tervaksinasi,” ujarnya.

“Simulasi ketiga, Seandainya jumlah kasus sama banyak [masing-masing 9 dari 18 kasus, masing-masing pada kelompok tervaksinasi dan belum tervaksinasi], maka B-Infection rate adalah [50% x 1.839.740] / 186.205.028 = 0,49%,” lanjut Tonang.

Padahal dalam banyak laporan dari luar negeri, menurut Tonang, jumlah yang terinfeksi pada kelompok belum tervaksinasi, secara proporsional lebih besar atau bahkan secara jumlah juga bisa lebih banyak daripada kelompok yang sudah divaksinasi.

“Bila itu terjadi juga di Indonesia, maka B-Infection rate akan lebih rendah lagi,” katanya.

“Pada ketiga simulasi tersebut, bahkan pada kondisi paling pesimistis [simulasi 1] pun, sekitar 99% orang yang sudah tervaksinasi, dapat tercegah dari infeksi,” ujarnya.

Lalu, kata dia, bagaimana kalau infeksi hanya terjadi pada yang sudah dua kali vaksinasi?

“Oh itu kemungkinan yang sebenarnya terlalu jauh dari realita. Tapi baiklah kita coba hitung sebagai titik paling ekstrem. Berarti B-infection rate bagi kelompok yang sudah tervaksinasi lengkap adalah 1.839.740 / 130.462.639 = 1,41%.”

Dia menuturkan pada kemungkinan paling ekstrem sekalipun, tetap 98,5 persen orang yang sudah tervaksinasi lengkap, mampu tercegah dari infeksi. "Itu sudah kemungkinan paling ekstrem,” katanya.

“Karena tercegah dari infeksi, maka menurunkan pula risikonya mengalami gejala akibat covid. Begitu juga menurunkan risiko menularkan kepada orang lain. Terpenuhi tujuan vaksinasi, melindungi diri sendiri dan orang-orang di sekitarnya,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Indra Gunawan
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper