Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Duh, Angka Putus Sekolah SD Naik 10 Kali Lipat Selama Pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 yang belum berakhir hingga saat ini berdampak pada angka putus sekolah siswa sekolah dasar (SD) mencapai 10 kali lipat.
Ilustrasi - Sejumlah siswa SD bergandengan tangan bersama saat kegiatan Memeluk Jatigede 2018 di Bendungan Jatigede, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (2/5). Kegiatan yang diikuti 30 ribu peserta dari siswa SD, SMP, serta guru se-Kabupaten Sumedang tersebut dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional./Antara
Ilustrasi - Sejumlah siswa SD bergandengan tangan bersama saat kegiatan Memeluk Jatigede 2018 di Bendungan Jatigede, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (2/5). Kegiatan yang diikuti 30 ribu peserta dari siswa SD, SMP, serta guru se-Kabupaten Sumedang tersebut dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang belum berakhir hingga saat ini berdampak pada angka putus sekolah siswa sekolah dasar (SD) mencapai 10 kali lipat.

Ada beberapa penyebab peserta didik putus sekolah di antaranya membantu ekonomi keluarga yang terimbas Covid-19, dan pembelajaran daring dianggap tidak efektif meningkatkan kemampuan.

“Sampai saat ini masih banyak anak Indonesia yang kesulitan untuk melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ-red), karena tidak memiliki akses ke gawai atau internet. Selain itu, banyak juga orangtua yang beranggapan bahwa PJJ artinya sama dengan tidak sekolah,” demikian dilansir dari Pandemictalks mengutip data Kemendikbudristek, Sabtu (29/1/2022).

Di level global, Yayasan Amal Save the Children memperikiran 9,7 juta anak berisiko permanen putus sekolah karena pandemi Covid-19.

Sekjen Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Suharti menyebut angka putus sekolah ini cukup tinggi.

Sebelumnya, Kemendikbud Ristek terus mencari cara agar para pelajar maupun mahasiswa untuk dapat kembali ke sekolah maupun ke perguruan tinggi.

Suharti menyampaikan dampak yang ditimbulkan ketika anak tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar, bukan hanya learning loss. Termasuk di dalamnya bertambahnya kekerasan dalam rumah, risiko pernikahan anak, eksploitasi anak yang meningkat.

Dampak lain, kesenjangan pembelajaran meningkat selama terjadinya pandemi Covid-19 di Indonesia. Utamanya, antara peserta didik dari keluarga kaya dan keluarga miskin.

"Hasil studi menunjukkan kesenjangan pembelajaran antara anak-anak dari kelompok dari keluarga kaya dengan keluarga miskin. Ini juga semakin terjadi kesenjangan, meningkat 10 persen,” ujar Suharti dalam webinar kesiapan pelaksanaan PTM terbatas yang diakses dari Youtube pada Senin, (3/1/2022).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper