Bisnis.com, JAKARTA - Pengiriman pertama paket bantuan keamanan Amerika Serikat senilai US$200 juta untuk Ukraina tiba di Kyiv kemarin terkait kian tingginya ketegangan di perbatasan negara itu dengan Rusia.
Pengiriman bantuan tersebut mengikuti kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Kyiv minggu ini di tengah kekhawatiran dari Ukraina dan sekutu Baratnya atas puluhan ribu tentara Rusia yang berkumpul di perbatasan dengan Ukraina. Akan tetapi Rusia membantah merencanakan serangan militer baru.
Washington telah menyetujui paket senilai US$200 juta pada bulan Desember.
“Amerika Serikat akan terus memberikan bantuan tersebut untuk mendukung angkatan bersenjata Ukraina dalam upaya berkelanjutan mereka untuk mempertahankan kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina terhadap agresi Rusia,” menurut Kedutaan Besar AS seperti dikutip Aljazeera.com, Minggu (23/1/2022).
Menteri Pertahanan Ukraina pun berterima kasih kepada AS atas bantuannya.
Sementara itu, negara-negara Baltik seperti Estonia, Latvia dan Lithuania akan mengirim rudal anti-tank dan anti-pesawat buatan AS ke Ukraina dalam sebuah langkah yang menurut Blinken didukung sepenuhnya oleh Washington.
Baca Juga
“Saya mempercepat dan mengizinkan dan kami sepenuhnya mendukung transfer peralatan pertahanan Sekutu NATO dari Estonia, Latvia, dan Lithuania yang diberikan ke Ukraina untuk memperkuat kemampuannya mempertahankan diri terhadap agresi Rusia yang tidak beralasan dan tidak bertanggung jawab,” katanya. Dia menambahkan bahwa pihaknya salut kepada mereka atas dukungan lama mereka ke Ukraina.
Dmitry Peskov, juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, awal pekan ini menggambarkan pasokan senjata Barat ke Ukraina sebagai sangat berbahaya. Menurutnya, mereka "tidak melakukan apa pun untuk mengurangi ketegangan".
Pihak Barat telah menolak tuntutan utama Moskow agar NATO tidak menjadikan Ukraina sebagai anggota, tidak ada senjata aliansi yang akan dikerahkan di dekat perbatasan Rusia, dan bahwa mereka akan menarik kembali pasukannya dari Eropa Tengah dan Timur.
Sedangkan pertemuan antara Blinken dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada Jumat berakhir tanpa terobosan.
Dalam sebuah pernyataan bersama yang dikeluarkan pada Jumat malam, para menteri pertahanan dari tiga negara Baltik mengatakan mereka “bersatu dalam komitmen untuk kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia yang berkelanjutan”.