Bisnis.com, JAKARTA - Dokumen naskah akademik pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) yang kini sudah beredar luas menuai kritik dari warganet. Awalnya, naskah akademik tersebut diunggah oleh politisi PSI Dedek Prayudi.
“Saya punya Naskah Akademik yang menjadi landasan kebijakan pemindahan IKN. Diluar kajian teoritisnya, menarik untuk melihat landasan sosiologis, yuridis dan filosofis. Aku upload ke Gdrive. Silakan di-download,” ujarnya Dedek Prayudi lewat akun twitternya @Uki23, Kamis (20/1/2/2022).
Merespon hal tersebut, Willian Yanko lewat akunnya @WilliamYanko mempertanyakan kualitas naskah urgensi pemindahan IKN yang dibuat Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) itu.
“Mas, maaf mohon tanya. Aku lumayan awam soal dokumen pemerintah, tapi cukup familiar dengan dokumen akademis. Ini untuk pemindahan ibukota, daftar pustaka segini doang? Daftar pustaka segini seperti muridku anak S1 semester 2 mas,” ujar dia yang diketahui sebagai peneliti di School of Media and Communication di RMIT University, seperti dilihat di akun Linkedinnya.
Selain itu, respon pun muncul dari sejarawan dan pendiri terbitan buku Komunitas Bambu, JJ Rizal. Dia mengaku heran dengan referensi yang digunakan karena kesemuanya merupakan peneliti asing.
“Tolong koreksi saya kalo salah, ini naskah akademik ibukota baru namanya nusantara yg bangun ngaku nasionalis sukarno tp satu pun ga ada referensinya produk akademisi indonesia, ini ibukota sampai modal akademiknya pun modal asing ....astaga,” ucap JJ Rizal.
Baca Juga
Sementara itu, pengamat media sosial dan pencipta aplikasi Drone Emprit Ismail Fahmi. “Jadi bisa tahu ada 3 paragraf landasan sosiologis IKN. Kalau ini skripsi S1, apakah dosen pembimbing akan meloloskan?” cuitnya.
Tak hanya mereka yang berkomentar, warganet lainnya pun turut berkomentar.
"Dan itu landasan tak berlandas itu letaknya di bab 4, hlmn 146. Bayangin bab 1-3 145 hlmn ngapain aja ngomong gak ada landasannya, gali ama ngurug pondasi?" ujar @wickedbunnies.
"Nemu footnote pertama kali aja di 101. Hampir gak ada. Endnote jg gak ada cm daftar pustaka yg entah dipake di sblh mana," lanjutnya @wickedbunnies menguliti.
"Kaget juga kalo ini langsung dari BAPPENAS, dimana untuk lulusan S2/S3 nya tumpah ruah," komentar @Hillicurls.
"Sebagai pengelola jurnal ilmiah, ku ingin tahu berapa duit dapet yang bikin ini? Kasih mahasiswa S2 kayaknya bakal lebih bener deh. Lebih murah pula bayarnya," komentar @taliwang98.
"Edan! Landasan sosiologis cuma dibangun atas dasar asumsi (memenuhi kebutuhan masyarakat) tanpa melekatkan pisau analisisnya. "Penyakitnya" masih ditemukan di paragraf-paragraf berikutnya, yang justru kian melebar dan mengawang-ngawang," kritik @FatahSidik.